MENU

Meningkatkan Keuntungan Saat Ekonomi Lesu dan Penjualan Stagnan

Oleh: Ferry Koto, pemerhati dan praktisi Koperasi dan UMKM

Pak Udin, setiap hari membeli bahan kue untuk membuat puding sesuai jumlah yang akan diproduksi. Dia tidak pernah membeli lebih, karena dari pengalaman, pudingnya tidak pernah terjual lebih dari 200 buah setiap hari. Selain modal yang juga tidak ada lebih.

Pernah sekali waktu produksi dibuat lebih, pak Udin malah rugi, karena pudingnya tidak terjual. Maklum puding ini tidak bisa bertahan lebih dari 1 hari, tidak menggunakan bahan pengawet. Jika tidak terjual, terpaksa dibuang, tidak bisa dijual lagi keesokan hari.

Untuk membuat 200 buah puding yang lezat, pak Udin membutuhkan tepung agar-agar senilai Rp60.000, gula Rp20.000, Fla Rp60.000 dan cup sebanyak 200 buah senilai Rp30.000. Total untuk memproduksi sebanyak 200 puding, pak Udin butuh modal Rp170.000.

Puding dijual dipasar oleh Pak Udin dengan harga Rp1.500 perbuah. Jadi setiap hari omset penjualan pak Udin Rp300.000.

Keuntungan sebesar Rp130.000 inilah yang dibawa pak Udin tiap hari pulang. Dikurangi biaya gas, retribusi pasar, dan lainnya, lebih kurang Rp100.000 setiap hari bersih pak Udin dapatkan. Uang itulah yang digunakan pak Udin untuk membiayai hidupnya bersama istri dan 2 orang anaknya yang masih duduk di bangku Sekolah Dasar.

Melihat kondisi penjualan Pak Udin, terlihat sulit membantu agar uang yang dia dapatkan setiap hari meningkat (keuntungan), agar kehidupan ekonominya bisa lebih baik.

Tapi bulan ini, Pak Udin, alhamdulillah bisa meningkatkan jumlah uang yang dia bawa pulang, walau omset penjualannya tetap, tidak mengalami peningkatan.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER

Asmat, Suku Terkaya Indonesia?

Talonsong