KOTA LANGSA, SERUJI.CO.ID – Habib Bahar Bin Smith mengajak seribuan lebih masyarakat Kota Langsa untuk berhijrah dari Presiden lama menuju Presiden baru di tahun 2019 mendatang.
Hal tersebut disampaikannya saat menyampaikan tausiyahnya pada acara tabligh akbar dalam rangka memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW tahun 1440 H di Lapangan Merdeka Kota Langsa, Aceh, Jum’at (12/10) malam.
“Ditahun baru Islam 1440 Hijriah ini ayo kita hijrah, hijrah dari apa, hijrah dari kebodohan menuju kepintaran, dari keterpurukan menuju kebangkitan, dari males ibadah menuju giat dan rajin ibadah, dari perbuatan maksiat menuju perbuatan taat, hijrah dari Presiden lama menuju 2019 Ganti Presiden,” ujarnya Habib Bahar.
“Hijrah dari presiden yang kalau berkata suka berdusta menuju presiden yang berkata jujur, itu namanya hijrah,” tambahnya.
Dikatakannya, para pejabat dan aparat tugasnya adalah mengatur rakyat, sedangkan pejabat dan aparat diatur oleh ulama.
“Para ulama, para ustaz, para tuan guru, merekalah yang bisa mengatur pemerintah dan para penguasa, jadi yang namanya kyai, yang namanya ulama itu ngatur pemerintah bukan ulamanya diatur sama pejabat,” katanya.
Menurut Habib Bahar, tidak ada jalan lain untuk melepas negara Indonesia dari keterpurukan, jika Indonesia ingin baik, menjadi negara yang jaya, negara yang makmur negara yang sejahtera makan pilihlah pemimpin pilihan ulama.
“Jadikan desa kalian, kampong kalian, masjid kalian, pondok pesantren kalian, lahan dakwah kalian, jadikan itu semua sebagai posko-posko yang memenangkan calon yang diusung ulama, yaitu Probowo dan Sandiaga Uno,” tukas Habib disambut gemuruh takbir para jamaah.
Habib Bahar juga memberi wasiat kepada masyarakat Aceh untuk terus mengobarkan perjuangan yang telah dilakukannya jika suatu saat nanti dirinya telah tiada.
“Makanya saya wasiatkan, saya sampaikan kepada kamu semua, wahai para pemuda pemudi Aceh, di dalam darah kalian mengalir darah–darah pejuang muslim Aceh, jikalau suatu saat nanti saya ditangkap, saya dipenjara, saya diracun, saya diculik, saya dipotong-potong, saya dihilangkan, saya dibunuh, karena menyampaikan kebenaran, berjanjilah, bersumpahlah kalian wahai pemuda pemudi Aceh jangan pernah kalian padamkan api–api perjuangan yang selama ini telah kami nyalakan,” ujarnya dengan suara lantang.
Sebelumnya, Habib Bahar Bin Smith dalam tausiyah telah mengupas sirah nabawiyah, perjalanan hidup Nabi Muhammad SAW, tantangan dakwah yang disampaikan oleh Rasulullah hingga kecintaannya terhadap ummat yang tinggalkannya.
Sementara itu, dalam sambutannya Wali Kota Langsa, Usman Abdullah berpesan kepada seluruh masyarakat yang hadir untuk dapat menyimak ulasan yang disampaikan oleh habib, sehingga ada hasil yang bisa dibawa pulang setelah acara selesai.
“Bukan hanya sekedar berkumpul disini, namun ada hal yang kita bawa pulang setelah acara ini, dan kita dapat meresapi apa yang disampaikan sehingga terus meningkatkan ketaqwaan kita,” ujarnya. (Syahrial/SERUJI)