MENU

Presiden Palestina Sebut Dubes AS untuk Israel “Anak Anjing”

TEPI BARAT, SERUJI.CO.ID – Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Senin (19/3) menyebut duta besar Amerika Serikat untuk Israel sebagai “anak anjing” karena dukungannya untuk pemukim Israel di Tepi Barat yang diduduki.

Abbas, yang berbicara pada pertemuan kepemimpinan Palestina, juga menyalahkan Hamas atas serangan bom pekan lalu pada konvoi Perdana Menteri Palestina Rami Hamdallah di Gaza, menyatakan bahwa upaya rekonsiliasi terancam dengan kelompok militan Islamis itu.

Pemimpin Palestina tersebut menuduh Duta Besar David Friedman membela pemukim Israel di Tepi Barat dengan mengatakan bahwa mereka sedang membangun tanah mereka.

Cercaan itu mengundang kecaman dari diplomat dan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.

Dengan nada marah, Abbas mengatakan: “Anak anjing mengatakan mereka membangun di tanah mereka? Dia adalah seorang pemukim, dan keluarganya adalah pemukim, dan dia adalah duta besar AS di Tel Aviv. Apa yang harus kita harapkan darinya?” Friedman, pendukung kuat gerakan pemukim Israel, adalah pendukung awal dan antusias terhadap keputusan Presiden AS Donald Trump pada 6 Desember untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan untuk memindahkan kedutaan AS di sana.

Friedman menanggapi selama pidato di Yerusalem pada sebuah konferensi tentang memerangi anti-Semitisme global.

“Tanggapannya adalah untuk menyebut saya sebagai anak anjing. Anti-Semitisme atau wacana politik? Saya tidak menghakimi, saya menyerahkannya semua padamu. Utusan AS untuk Timur Tengah Jason Greenblatt mengeluarkan sebuah pernyataan yang menyebut pernyataan Abbas “sangat tidak pantas.” Dia mengatakan bahwa pemimpin Palestina itu perlu “memilih antara retorika kebencian dan upaya nyata dan praktis untuk meningkatkan kualitas hidup bangsanya. Pengumuman Trump tentang Jerusalem menggembirakan pemerintah Israel, tetapi membuat marah orang-orang Palestina, yang telah melakukan protes rutin sejak saat itu”.

Israel menganggap Yerusalem sebagai ibu kotanya yang abadi dan tak terpisahkan, meskipun itu tidak diakui secara internasional. Orang-orang Palestina merasa sama kuatnya, mengatakan bahwa Jerusalem Timur harus menjadi ibu kota negara Palestina di masa depan.

Perundingan perdamaian yang bertujuan untuk menemukan solusi dua negara terhadap konflik Israel-Palestina telah terhenti, sementara ekspansi pemukiman Israel terus berlanjut.

Netanyahu mengatakan bahwa keputusan Trump di Yerusalem tampaknya telah membawa Abbas pada titik untuk melakukan serangan verbal terhadap pejabat AS.

“Untuk pertama kalinya dalam beberapa dasawarsa, pemerintah AS telah berhenti memanjakan para pemimpin Palestina dan mengatakan kepada mereka cukup,” kata Netanyahu di Twitter.

“Rupanya kejutan dari kebenaran telah menyebabkan mereka kehilangannya,” tambahnya. (Ant/SU02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER