BENGALURU, SERUJI.CO.ID – Virus langka yang disebarkan oleh kelelawar buah, yang dapat menyebabkan gejala mirip flu dan kerusakan otak, telah menewaskan sepuluh orang di India selatan, demikian pejabat kesehatan pada Selasa (22/5), dengan setidaknya dua lagi kasus yang dipantau.
Wabah penyakit menular dapat menjadi tantangan di negara berpenduduk terbesar kedua di dunia, di mana pengendalian infeksi dan pengawasan terbilang lemah, yang menyebabkan ratusan kematian setiap tahunnya akibat penyakit, seperti nyamuk demam berdarah.
Tidak ada vaksin untuk virus Nipah yang telah mewabah di negara bagian Kerala. Hal tersebut dapat menyebabkan ensefalitis, atau peradangan otak, demikian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pengobatan yang biasa dilakukan adalah perawatan suportif.
Kematian pertama terjadi pada Jumat (18/5) di Distrik Kozhikode, kata K.K. Shailaja, Menteri Kesehatan negara bagian tersebut, yang merupakan wilayah magnet bagi turis.
“Ini adalah situasi baru bagi kami. Kami tidak memiliki pengalaman sebelumnya dalam menangani virus Nipah,” kata Shailaja.
“Kami berharap kami bisa menghentikan wabah,” ujarnya.
Dari 18 orang yang mendapat tes untuk identifikasi virus, 12 kembali positif, terangnya pada konferensi pers, menambahkan bahwa 10 dari mereka telah meninggal, dengan dua lainnya diawasi dengan ketat.
Tiga dari korban, anggota keluarga yang sama, diduga telah terinfeksi oleh kelelawar yang memadati sumur di dekat rumah mereka, kata seorang pejabat pemerintah lokal, U. V. Jose.
“Kami telah menutup sumur dan mengevakuasi orang-orang yang tinggal di dekatnya,” kata Jose, menambahkan bahwa pejabat kesehatan federal yang mengunjungi daerah itu sedang menyelidiki kasus tersebut.
Kematian itu telah memicu kekhawatiran di antara warga, tambahnya.
“Sejumlah besar orang yang terkena demam, dan bahkan penyakit ringan, mengerumuni rumah sakit, khawatir mereka mengidap penyakit itu,” kata Jose.
“Kami telah meminta bantuan rumah sakit swasta untuk mengatasi krisis,” katanya.
Pengawasan kesehatan telah ditingkatkan di seluruh Kerala, demikian sekretaris kesehatan negara bagian, Rajeev Sadananda.
Virus tersebut pertama kali terdeteksi di Malaysia pada 1998, dan negara bagian barat Bengal di India timur telah menderita dua wabah dalam dekade terakhir, menewaskan 50 orang, demikian WHO. (Ant/Su02)