SEOUL, SERUJI.CO.ID – Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menegaskan kembali komitmennya untuk menghentikan nuklir di semenanjung Korea dan terhadap rencana pertemuan dengan Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kata Presiden Korea Selatan Moon Jae-in pada Ahad (27/5)
Di Washington, Trump mengindikasikan bahwa persiapan pertemuan dengan Kim pada 12 Juni mendatang masih berlangsung, meski sempat membatalkannya pada pekan lalu.
Moon dan Kim secara mengejutkan bertemu pada Sabtu (26/5) dan sepakat bahwa pertemuan antara pemimpin Pyongyang dan Washington harus digelar, kata Moon.
“Pemimpin Kim dan saya sepakat bahwa pertemuan puncak pada 12 Juni harus berhasil digelar, dan upaya kami untuk denuklirisasi semenanjung Korea dan perdamaian tidak boleh berhenti,” kata Moon.
Baca juga: Trump Ungkap Kemungkinan Pertemuan dengan Korut Batal
Sementara itu Kim sendiri menyatakan niat bulatnya untuk bertemu dengan Trump sesuai yang direncanakan, demikian kabar dari kantor berita KCNA.
Moon, yang kembali ke Seoul setelah bertemu dengan Trump di Washington, mengaku telah menyampaikan pesan dari Trump untuk mengakhiri permusuhan dengan Korea Utara dan membangun kerja sama ekonomi yang produktif.
Dalam sebuah surat kepada Kim, Trump pada Kamis sempat membatalkan pertemuan yang rencananya akan digelar di Singapura dengan menyebut sikap permusuhan terbuka dari Korea Utara.
Meski demikian, Trump mengaku masih menunggu pertemuan yang sama dan persiapan masih berlangsung lancar.
“Kami bekerja dengan baik dalam hal pertemuan dengan Korea Utara. Persiapannya berjalan lancar dan kami menunggu tanggal 12 Juni di Singapura. Tidak ada hal yang berubah,” kata dia di Gedung Putih.
Sebuah tim dari Gedung Putih akan terbang ke Singapura pada akhir pekan ini untuk menyiapkan perundingan Trump dengan Kim.
Sementara itu Kementerian Luar Negeri China pada Ahad (27/5) juga sangat berharap perundingan antar pemimpin Amerika Serikat dan Korea Utara bisa terlaksana dengan sukses.
“Kami selalu yakin bahwa perjumpaan langsung dan dialog antara pemimpin kedua negara sangat krusial dalammpenyelesaian persoalan nuklir di semenanjung,” kata mereka.
Di Seoul, Moon mengakui bahwa Pyongyang dan Washington punya ekspekstasi berbeda mengenai mekanisme penghapusan nuklir dan mendesak keduanya untuk menggelar perundingan di level rendah agar perbedaan itu segera terselesaikan.
“Meski mereka mempunyai tujuan yang sama, masih perlu diskusi mengenai bagaimana mewujudkan tujuan itu dan prosesnya bisa sangat sulit,” kata dia.
Pemerintahan Trump selama ini menuntut agar Korea Utara menghentikan secara penuh program nuklir mereka.
Beberapa pejabat di Gedung Putih mengaku skeptis Kim akan benar-benar meninggalkan persenjataan nuklirnya, sementara Moon mengatakan bahwa Korea Utara belum yakin terhadap jaminan kemanan dari Amerika Serikat.
“Dalam pertemuan saya dengan Presiden Trump, dia menegaskan bahwa jika Korea Utara menghapus program nuklirnya, maka hubungan permusuhan tidak hanya akan berakhir namun juga akan ada kerja sama ekonomi,” kata Moon.
“Saya mendesak Korea Utara dan Amerika Serikat untuk sama-sama menyakinkan niat dengan berkomunikasi secara langsung,” kata Moon. (Ant/Su02)