PHNOMPENH, SERUJI.CO.ID – Pemerintah Kamboja pada Kamis (12/10) memulangkan 74 warga China, yang diburu di China karena dicurigai memeras uang melalui internet dan telepon, kata polisi Kamboja.
“Kejadian itu meningkatkan jumlah orang China dan Taiwan dipulangkan pada tahun ini karena dugaan penipuan telekomunikasi menjadi 346,” kata Kepala Polisi Kamboja Uk Heisela kepada wartawan dalam jumpa pers di bandar udara di ibukota, Phnompenh.
Beberapa ratus tersangka penipu ditangkap di Kamboja, yang muncul sebagai pusat utama jaringan itu, yang meraup miliaran dolar uang korbannya.
Polisi China tiba di bandar udara itu dengan pesawat China Southern Airlines untuk menjemput semua tersangka.
“Ke-74 tersangka itu, termasuk 14 perempuan yang ditahan pada 5 Oktober di kota pantai Sihanoukville,” papar Uk Heisela.
Heisela mengatakan dua orang Indonesia juga dipulangkan ke negara asal mereka.
“Mereka menipu korban di China, pegawai negeri di sana, seperti, guru, petugas kesehatan dan seniman,” kata Uk Heisela.
Dalam beberapa perkara, kata Heisela, mereka mendapatkan gambar telanjang korban dan menggunakannya untuk pemerasan.
Kamboja adalah salah satu sekutu terdekat China di Asia Tenggara.
Lebih dari 400 orang China dan Taiwan ditangkap di Kamboja pada Agustus saja atas dugaan penipuan telekomunikasi.
Sambungan internet yang bagus dan pelonggaran aturan imigrasi negara itu menarik perhatian penipu untuk melakukan kejahatan. (Ant/SU02)