NEW YORK, SERUJI.CO.ID – Wakil Sekretaris Jenderal PBB Urusan Kemanusiaan Mark Lowcock pada Senin (19/3) menyerukan tindakan mendesak internasional guna menangani kondisi kemanusiaan di Republik Demokratik Kongo (DRC).
Tindakan mendesak diperlukan sebab kebutuhan kemanusiaan, akibat konflik dalam negeri, telah berlipat selama satu tahun belakangan, kata Lowcock kepada Dewan Keamanan PBB.
“Sebanyak 13 juta orang memerlukan bantuan kemanusian,” kata Lowcock. Lebih dari 4,6 juta anak menderita gizi buruk akut, termasuk 2,2 juta yang menderita gizi buruk sangat akut, katanya. Ia menambahkan ada wabah yang menjamur, termasuk wabah kolera terburuk dalam 15 tahun.
Hampir 746.000 orang Kongo telah menyelamatkan diri ke berbagai negara tetangga sementara DRC juga menampung lebih dari 540.000 pengungsi, katanya.
Kekerasan seksual juga tersebar luas, kebanyakan tak dilaporkan dan tak ditangani, dan sebagian besar terhadap anak kecil, katanya.
Lowcock, yang mengunjungi DRC pekan lalu, menggaris-bawahi bahwa kekurangan dana adalah satu penghambat terbesar bagi reaksi kemanusiaan.
Pada 2017, PBB dan mitra kemanusiaannya memberikan bantuan dan perlindungan penyelamat nyawa buat lebih dari 4,2 juta orang. Tahun ini, badan dunia tersebut bermaksud menjangkau 10,5 juta orang, kata Lowcock.
Ia memperingatkan tanpa bantuan kemanusiaan, keadaan akan jauh lebih buruk.
Ia juga menekankan pentingnya penanganan pangkal krisis itu, termasuk membuat kemajuan di bidang politik dan penyelenggaraan pemilihan umum yang adil.
Pemerintah yang lemah dan banyak kelompok bersenjata yang aktif telah mengakibatkan situasi kemanusiaan yang parah serta penyebaran luas kekerasan seksus serta pelanggaran besar hak asasi manusia, serta kemiskinan parah.