ADDIS ABABA, SERUJI.CO.ID –Â Ketua Komisi Uni Afrika (AU) Moussa Faki Mahamat mengatakan Benua Afrika berduka dengan meninggalnya Winnie Madikizela-Mandela.
Mahamat mengatakan di dalam satu pernyataan pada Selasa (3/4) bahwa Winnie Madikizela-Mandela, yang menjadi lambang perjuangan pembebasan melawan Apartheid di Afrika Selatan akan selamanya dikenang sebagai tokoh tak kenal takut yang mengorbankan sebagian besar hidupnya bagi kebebasan di Afrika Selatan.
“Seluruh keluarga Uni Afrika bergabung dengan benua ini dalam duka dengan meninggalnya Winnie Madikizela-Mandela,” kata Ketua Komisi AU itu di dalam satu pernyataan.
Mahamat juga menyampaikan belasungkawa sepenuh hatinya kepada rakyat dan Pemerintah Afrika Selatan.
Winnie Madikizela-Mandela, yang meninggal di Johannesburg, Afrika Selatan, pada Senin (2/4) dalam usia 81 tahun, menikah dengan mendiang tokoh anti-Apartheid dan presiden Afrika Selatan Nelson Mandela.
Mahamat menyatakan perjuangan Winnie Madikizela-Mandela guna mengakhiri Apartheid dan kesejahteraan di negerinya.
“Sebagai pengakuan atas sumbangannya yang luar biasa untuk memerangi penindasan, ia menerima penghargaan prestasi seumur hidup pada 2017 dari Ketua Komisi AU,” ujarnya
“Ia tak pernah kendur dalam perjuangannya atau goyah dalam komitmennya, meskipun ia dijebloskan ke dalam penjara, dibuang, dan selama beberapa dasawarsa berpisah dengan suaminya saat itu Nelson Mandela selama Nelson Mandela dipenjarakan,” kata Ketua Komisi AU tersebut.
Winnie Madikizela-Mandela meninggal dengan tenang dan dikelilingi oleh keluarganya setelah lama menderita sakit, yang membuat ia masuk-keluar rumah sakit sejak awal tahun ini, kata keluarganya di dalam satu pernyataan. (Ant/SU03)