Adapun konsep besar dari acara ini adalah untuk mengajak para petani dan pengusaha kopi untuk bisa lebih mengembangkan produknya.
“Kami sengaja memilih Malioboro untuk mengenalkan kopi kepada masyarakat. Di acara ini, masyarakat bisa melihat proses pembuatan kopi dari saat diroasting hingga siap diseduh. Kami ingin mengenalkan proses panjang pembuatan kopi ini agar kopi bisa makin digemari,” ucap Anggi.
Anggi menambahkan bahwa Yogyakarta memiliki potensi kopi yang luar biasa. Jumlah toko kopi maupun penikmat kopi di Yogyakarta terus bertambah jumlahnya. Ini, lanjut Anggi, membuktikan bahwa kopi mulai diterima dan menjadi budaya bagi warga di Yogyakarta.
“Potensi ekonomi kopi di Yogyakarta sangat luar biasa. Potensi ini harus bisa ditangkap peluangnya sehingga bisa menggerakkan perekonomian di Yogyakarta,” tandas Anggi.
Sementara itu, salah seorang pemilik tenant yang turut berpartisipasi dalam acara ini, Nawang (36) mengaku bahwa acara kreatif semacam ini akan berdampak sangat besar. Ia dan rekan-rekannya pemilik kedai kopi lainnya sangat mendukung dan mengapresiasi ajang kreatif semacam ini.
“Untuk acara ini, kita menyiapkan setidaknya 15 kg kopi berkualitas,” pungkas Nawang. (Hanif/Hrn)
Keliling-keliling cari kopi, ujung-ujungnya balik ke K*pal A*i. #bukaniklan