Dalam tugas ini, mereka dimandatkan untuk meneliti masalah sosial apa saja yang ada di lingkungan sekitar. Langkah awal yang mereka lakukan kala itu adalah observasi lapangan.
“Permasalahan utama yang kami lihat adalah pada permasalahan interaksi anak yang lebih banyak dihabiskan pada permainan online atau permainan modern. Dari situlah kami mencetuskan ide membuat program permainan tradisional yang kaya interaksi dan manfaat untuk tumbuh kembang anak. Mulai dari manfaat perkembangan kognitif anak, interaksi, sekaligus melestarikan kekayaan budaya Indonesia, dalam bentuk permainan tradisional,” ujar Miftah.
“Masing-masing kota memiliki permasalahan masing-masing pada anak dan permainan tradisional, kalau di Jogja sendiri anak-anak masih tau dan memainkan permainan tradisional, tugas kita hanya melestarikan saja” pungkas Miftah. (Hanif/Hrn)