KAIRO, SERUJI.CO.ID – Parlemen Arab pada Senin (11/12) menyerukan dilakukannya pertemuan puncak mendesak guna membahas cara melawan pengakuan AS atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.
Parlemen Arab memutuskan untuk menugaskan delegasi yang mewakili Parlemen Arab untuk mengunjungi parlemen Afrika dan Eropa guna mengadakan pertemuan dan menuntut penolakan internasional atas keputusan AS tersebut.
Parlemen itu juga menekankan solidaritas Arab dan Islam buat Palestina melalui upaya terkoordinasi antara Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OIC), dan Parlemen Arab guna meningkatkan pengakuan atas Negara Palestina dan keanggotaan penuhnya di PBB.
Diberitakan sebelumnya, Presiden AS Donald Trump pada Rabu (6/12) mengumumkan ia mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan memutuskan untuk memindahkan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Trump kemudian menerima penentangan dan kecaman luas dari negara Arab dan Islam.
Yerusalem berada pada inti sengketa Palestina-Israel.
Israel merebut Yerusalem Timur dari Jordania dalam Perang 1967 dan mengumumkan kota suci itu sebagai “ibu kotanya yang tak terpisahkan dan abadi” pada 1980, tindakan yang tak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Rakyat Palestina bersikeras, mereka harus mendirikan negara merdeka dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya dalam penyelesaian akhir.
Berdasarkan kesepakatan perdamaian terdahulu Palestina-Israel, status Yerusalem mesti diputuskan melalui pembicaraan status-akhir antara Israel dan Palestina. (Ant/SU02)