KAIRO, SERUJI.CO.ID – Presiden Palestina Mahmoud Abbas tidak akan menemui Wakil Presiden Amerika Serikat Mike Pence pada bulan ini untuk menentang keputusan pengakuan Washington atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel, kata menteri luar negeri Palestina pada Sabtu (9/12).
Kekerasan terjadi selama tiga hari belakangan di Gaza akibat keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump itu, yang membalik politik luar negeri pendahulunya terhadap Timur Tengah.
Pada Sabtu, serangan udara Israel menewaskan dua orang bersenjata Palestina setelah pejuang Palestina menembakkan sejumlah roket ke permukiman Israel sehari sebelumnya.
Pengakuan Trump terkait kedudukan Yerusalem itu memicu kemarahan dunia Arab sekaligus mengecewakan sekutu Barat-nya, yang menyatakan keputusan tersebut menghancurkan upaya perdamaian dan mengancam menciptakan kekerasan baru di Timur Tengah.
Pada Sabtu malam, menteri luar negeri negara-negara di Timur Tengah mendesak Amerika Serikat membatalkan pengakuannya itu. Liga Arab, dalam pernyataan tertulis seusai menggelar pertemuan darurat di Kairo, menyebut keputusan Trump tersebut sebagi pelanggaran berbahaya terhadap hukum internasional.
Israel bersikukuh semua wilayah Yerusalem adalah bagian dari ibu kota mereka. Sementara Palestina menuntut Yerusalem Timur menjadi ibu kota bagi negara Palestina merdeka di masa mendatang.
Sebagian besar negara mengakui Yerusalem Timur, yang dianeksasi oleh Israel dalam perang 1967, sebagai wilayah jajahan sehingga statusnya harus ditentukan melalui perundingan antara Israel dengan Palestina.
Pemerintahan Trump sendiri mengaku masih berkomitmen terhadap perundingan damai Israel dengan Palestina, bahwa Yerusalem akan menjadi ibu kota Palestina dan netral terhadap penetapan batas kota.
Dalam menanggapi keadaan itu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan akan mencari sponsor perundingan baru untuk menggantikan Amerika Serikat. Palestina juga akan mengupayakan resolusi Dewan Keamanan PBB untuk keputusan Trump.
“Kami akan mencari mediator baru dari negara-negara Arab dan komunitas internasional,” kata Maliki kepada sejumlah wartawan sebelum pertemuan Liga Arab di Kairo.
Sumber dari kantor kepresidenan Turki mengatakan bahwa Presiden Recep Tayyip Edogan dan Macron akan berupaya membujuk Amerika Serikat agar mempertimbangkan kembali keputusan mereka.
Di sisi lain, Pence juga memperoleh penolakan dari Gereja Koptik di Mesit.
Sebelum mendapatkan penolakan itu, Pence dijadwalkan bertemu dengan Abbas pada 19 Desember.