YOGYAKARTA, SERUJI.CO.ID – DPP Merah Putih mengingatkan, sejak awal berdirinya Bangsa Indonesia, Bung Karno tidak mengakui adanya Negara Israel.
“Bung Karno sejak awal tak mau mengakui Israel yang diproklamasikan David Ben-Gurion pada 14 Mei 1948, karena merampas tanah rakyat Palestina,” ujar Ketua Umum DPP Merah Putih, Maruarar Sirait kepada SERUJI melalui pesan singkatnya di Yogyakarta, Jumat (15/12).
Maruarar menerangkan, dalam pidatonya pada hari ulang tahun Republik Indonesia ke-21, Bung Karno menegaskan masyarakat harus bangga karena Indonesia satu bangsa yang konsekuen terus, bukan saja berjiwa kemerdekaan, bukan saja berjiwa anti imperialisme, tetapi juga konsekuen terus berjuang menentang imperialisme.
“Itulah sebabnya Bangsa Indonesia tidak mau mengakui Israel. Israel telah menduduki Yerusalem Timur sejak perang Timur Tengah 1967,” kata Maruarar.
Maruarar melanjutkan, Israel mencaplok wilayah itu pada tahun 1980 dan menganggapnya sebagai wilayah mereka. Menurut hukum internasional, kata dia, Yerusalem Timur termasuk wilayah pendudukan.
Maruarar menerangkan, status Yerusalem merupakan jantung konflik panjang Israel-Palestina, karena Israel mencaplok Yerusalem Timur yang bagi Palestina merupakan ibu kota negara mereka di masa depan. Sementara itu, Israel menetapkan bahwa Yerusalem adalah ibu kota abadi yang tak dapat ditawar lagi.
“Pemerintah AS sejak tahun 1948 bersikap bahwa status Yerusalem diputuskan oleh negosiasi dan bahwa mereka tidak akan melakukan tindakan yang mungkin dianggap sebagai upaya mengarahkan hasil dari negosiasi tersebut,” ujar Maruarar.
Perlu diketahui, berdasarkan kesepakatan damai Israel-Palestina tahun 1993, status akhir atas Yerusalem akan dibahas dalam tahap perundingan lebih lanjut di kemudian hari.
Namun, sejak tahun 1967, Israel sudah membangun belasan kawasan permukiman -untuk menampung 200.000 warga Yahudi- di Yerusalem Timur.
“Langkah itu dianggap melanggar hukum internasional walau posisi ini selalu diabaikan oleh Israel,” kata Maruarar. (ArifKF/SU02)