JAKARTA, SERUJI.CO.ID –Â Konsultan lepas KTP-el dibayar 800 ribu dolar AS atau lebih dari Rp8 miliar untuk memberikan konsultasi selama satu tahun kepada Direktur Biomorf Lone LLC Johannes Marliem. Hal ini diungkapkan dalam sidang kasus korupsi KTP-el, yang melibatkan Setya Novanto sebagai terdakwa.
“Saya menerima 800 ribu dolar AS pada 2012 dari Biomorf kaitannya sebagai konsultan dengan 2 kali pembayaran, pertama Agustus 2012 500 ribu dolar AS dari Biomorf Mauritius lalu 300 ribu dolar AS dari Biomorf Indonesia,” kata saksi mantan Country Manager Hewlett Packard (HP) Enterprise Services, Charles Sutanto Ekapradja dalam sidang di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (22/1).
Charles menjadi saksi untuk terdakwa Setya Novanto yang didakwa dalam kasus korupsi KTP-el yang merugikan keuangan negara senilai Rp2,3 triliun.
“Hitungannya per satu hari saya dibayar Pak Johanes Marliem 3000 dolar AS dikali 300 hari karena saya bantu dia selama setahun, uangnya masuk ke perusahaan milik saya K2 di Hong Kong, pekerjaan itu tanpa kontrak,” tambah Charles.
Uang tersebut dibelikan mobil Porche sebesar 2,8 juta dolar AS dan pembayaran ruko di Kelapa Gading senilai Rp700 juta.
“Sisanya untuk kebutuhan pribadi. Bukti-bukti sudah saya kasih ke penyidik, untuk keperluan pribadi, ada yang disimpen, ada untuk pengembalian utang,” ungkap Charles.
Charles memberikan konsultasi mengenai perangkat lunak untuk KTP-el yang menggunakan automated finger print identification system (AFIS) merek L-1. Chip L-1 itu dapat digunakan untuk penangkapan biometrik dan data base sedangkan HP menyediakan “software” yang digunakan untuk menyambungkan proses kedua fungsi L-1 itu. Johanes Marliem lalu membangun sendiri “software” di India yang dapat mengerjakan fungsi tersebut.
“Pak Johanes Marliem ‘develop’ yang fungsi ‘bridging’ yang dikerjakan HP, lalu dia membuat ‘software’ oleh satu tim di India yang dipekerjakan sama Pak Johanes Marliem,” tambah Charles.
Charles juga mengaku tiga kali bertemu dengan Setya Novanto dalam proses KTP-E itu, termasuk di rumahnya dan diperkenalkan dengan keponakan Setnov yaitu Irvanto Hendra Cahyo Pambudi.
“Saat pertemuan ketiga saya diperkenalkan dengan Irvanto oleh Pak Setnov,” kata Charles.