SURABAYA, SERUJI.CO.ID – Mundurnya bacawagub Jatim Abdullah Azwar Anas membuat peta politik di Jatim berubah. PDIP selaku pengusung mas Anas (sebutan Abdullah Azwar Anas) sampai saat ini masih belum sepakat dengan PKB untuk menentukan pengganti mas Anas.

Sebuah peluang terbuka lebar PDIP untuk mengalihkan dukungan dan bergabung membangun koalisi dengan Partai Demokrat dan partai lainnya untuk bersama-sama mengusung pasangan Khofifah-Emil di Pilgub Jatim.

Koalisi parpol antara PDIP dan Demokrat tersebut saat ini menjadi suatu hal menarik terlebih sebelumnya di Kalbar dan Jateng dua parpol tersebut berhasil membangun koalisi.

“Kami menyambut gembira sekali jika PDIP bergabung untuk membangun koalisi bersama untuk memenangkan pasangan Khofifah-Emil. Semua memungkinkan terjadi karena peta politik bisa berubah,” ungkap sekretaris DPD Partai Demokrat Jatim Renville Antonio saat ditemui SERUJI di Surabaya, Senin (8/1).

Renville mengatakan dalam pilkada di Jatim bisa memungkinkan adanya koalisi antara PDIP dan Demokrat.

”Bisa saja terjadi hal tersebut. Buktinya di Pilkada kota Madiun dan kabupaten Pasuruan PDIP dan Partai Demokrat berkoalisi,” jelasnya.

Sementara itu, sekretaris DPD PDIP Jatim Sri Untari saat dihubungi melalui ponselnya mengatakan untuk membangun koalisi haruslah dilakukan komunikasi mulai dari bawah.

“Semuanya membutuhkan komunikasi satu sama lain agar ada kecocokan. Misalnya dalam mengusung calon kepala daerah di kota Madiun dan kabupaten Pasuruan itu,” jelasnya.

Untuk Pilgub Jatim, kata Sri Untari, pihaknya menyerahkan sepenuhnya kepada ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.

”Kondisi politik Jatim sudah kami serahkan sepenuhnya kepada ibu Ketum. Kami saat ini masih menunggu keputusan dari Ketum untuk Pilgub Jatim,” tandas wanita asal Malang ini. (Setya/Hrn)