JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Dokter RS Medika Permata Hijau dr Bimanesh Sutarjo mengungkapkan skenario kecelakaan Setya Novanto yang disebutkan oleh pengacara Fredrich Yunadi.
“Jelang pukul 18.00 WIB, saya bangun tidur karena ada telepon dari terdakwa, ‘Dok, skenarionya kecelakaan’, kata terdakwa, saya bingung itu maksudnya apa. Tadi pagi katanya Setya Novanto mau berobat karena hipertensi, sekarang kecelakaan, lalu telepon ditutup,” kata Bimanesh, di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Kamis (19/4).
Bimanesh menjadi saksi untuk mantan pengacara Setya Novanto, Fredrich Yunadi yang didakwa bersama-sama dengan Bimanesh Sutarjo menghindarkan Ketua DPR Setya Novanto diperiksa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP elektronik.
“Saya pikir kok janggal paginya minta dirawat, dan saya tidak paham skenario kecelakaan apakah pasien atau dianya yang kecelakaan. Tujuh menit kemudian, pukul 18.00, telepon saya berdering lagi, kali ini dokter Alia telepon saya katanya ‘Dok ada masalah nih’, kata dokter Alia, saya tanya ‘Masalah apa,” ungkap Bimanesh.
Dokter Alia adalah Plt Manajer Pelayanan Medik RS Medika Permata Hijau.
Bimanesh pada 16 November 2017 sekitar pukul 13.00 WIB sudah lebih dulu menelepon dokter Alia untuk mengatakan bahwa ada pasien bernama Setya Novanto yang akan dirawat di rumah sakit tersebut karena hipertensi.
Bimanesh menyampaikan hal tersebut berdasarkan informasi dari Fredrich yang meneleponnya pada hari yang sama.
“Dokter Alia mengatakan dokter IGD dr Michael tidak mau memeriksa pasien Setnov yang kecelakaan lalu lintas. Jadi baru saya kaitkan dengan telepon terdakwa sebelumnya yang mengatakan mengenai skenario kecelakaan. Dokter Alia meminta saya segera ke rumah sakit, tapi saya jawab tidak bisa karena harus siap-siap Salat Magrib dulu, dan kalau ke IGD harusnya bukan urusan saya, harusnya Michael,” kata Bimanesh pula.
Namun Bimanesh mengakui bahwa memang ia menganjurkan kepada Fredrich agar Setnov sebelum dirawat masuk melalui IGD meski Bimanesh sudah menyanggupi untuk merawat Setnov.
“Memang tanggal 16 November pukul 11.00 itu terdakwa telepon saya, dia mengatakan pak Setnov minta dirawat, saya tanya apa keluhannya. Katanya pusing dan sempoyongan setelah keluar dari rumah sakit sebelumnya, di RS Premier Jatinegara. Saya ditanya bersedia tidak, saya katakan,” ungkap Bimanesh.
Bimanesh memang mengetahui bahwa Setnov punya masalah hukum di KPK, tapi ia tidak menanyakan hal itu lebih lanjut. Bimanesh juga meminta resume medik Setnov ke Fredrich.
“Saya tanya jam berapa pak Setnov masuk. Disampaikan bahwa ‘kita tunggu izin KPK dulu,” ujar Bimanesh.
Fredrich pun langsung mengantarkan resume medik itu ke apartemen Bimanesh pada 16 November 2017 siang sekitar pukul 13.00 WIB.
“Urusan pasien jarang bawa ke rumah, tidak saya izinkan di rumah, tapi dia (Fredrich) memaksa begitu dan dia muncul sangat singkat mengantarkan resume yang berisi 5 diagnosis dari dokter penanggung jawab pelayanan RS Premier Jatinegara,” kata Bimanesh. (Ant/SU02)