Oleh: Asyari Usman

SERUJI.CO.ID – Kalau semua orang tidak lagi percaya dengan jurus-jurus yang dipentaskan oleh Pak Setya Novanto (Setnov) dalam upaya untuk menghindari kejaran hukum, maka sampailah saatnya menghentikan kepercayaan (mandat) yang diberikan kepada beliau untuk memimpin DPR. Bahkan, mandat sebagai ketua umum Partai Golkar.

Peristiwa kecelakaan mobil malam, Kamis (16/11) malam, termasuk yang tidak bisa dipercaya seratus persen oleh khalayak (publik). Bahkan, sewaktu beliau sakit ketika dipanggil KPK belum lama ini pun, tidak dipercaya oleh banyak orang. Padahal, sangat mungkin kedua peristiwa ini benar-benar murni terjadi, bukan rekayasa. Tetapi, gara-gara berbagai kelit (trik) yang ditunjukkan beliau selama ini dalam merespon panggilan KPK, ditambah lagi catatan yang aneh-aneh selama ini tentang beliau, sekarang khalayak menjadi kehilangan kepercayaan.

Nah, status apakah lagi yang lebih tinggi dari kehilangan kepercayaan? Untuk segala urusan hidup ini, konon pula urusan penyelenggaraan pemerintahan.

Kehilangan kepercayaan adalah puncak dari kemelut hubungan antara dua pihak. Bisa hubungan antara suami dan istri, antara atasan dan bawahan, antara presiden dan menteri, antara anggota dan pimpinan, dlsb. Dalam hal Pak Setnov, kemelut hubungan itu adalah antara beliau dan rakyat (yang diwakili oleh DPR).

DPR sepantasnyalah merespon “distrust” (ketidakpercayaan) khalayak itu.

Bagi rakyat, Pak Setnov tidak bisa lagi dipercaya memimpin lembaga tinggi negara yang sangat terhormat itu. Untuk urusan internal Golkar, biarlah mereka merespon dengan cara mereka sendiri. Kita yakin, mayoritas warga Golkar merasakan hal yang sama.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama