JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Dalam tiga tahun terakhir, pemerintah telah berhasil menjaga laju inflasi nasional tidak melebihi empat persen, yang didukung oleh berbagai upaya untuk menjaga harga kebutuhan pangan tetap stabil.
Pemerintah telah belajar dari pengalaman bahwa untuk mengendalikan inflasi, stok pangan harus tetap terjaga terutama pada masa perayaan Lebaran maupun Natal dan Tahun Baru.
Pencapaian tingkat inflasi pada 2017 yang tercatat sebesar 3,61 persen menjadi salah satu indikator, bahwa upaya pemerintah melakukan stabilisasi harga komoditas pangan dalam momen-momen kritis, telah berjalan optimal.
Meski demikian, pemerintah bersiaga ketika harga-harga beras mulai mengalami kenaikan dalam dua bulan terakhir pada 2017 dan dampaknya terasa hingga awal 2018.
Pemerintah khawatir apabila inflasi dari bahan makanan (volatile food) menjadi pemicu tingginya inflasi sejak awal tahun, padahal laju inflasi tahun 2018 diproyeksikan berada pada kisaran 3,5 persen.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan harga beras yang cenderung naik telah menjadi fokus perhatian pemerintah sejak akhir 2017 dan berbagai upaya siap dilakukan untuk menjaga pergerakan harga komoditas ini.
“Fokus pada kestabilan harga beras menjadi perhatian yang utama pada bulan-bulan ini,” kata Sri Mulyani saat ditemui di Jakarta, pada pertengahan Januari lalu.
Selain itu, kata Sri Mulyani, koordinasi juga dilakukan dengan Bank Indonesia sebagai otoritas moneter melalui pengendalian inflasi inti, agar tidak memengaruhi inflasi nasional secara keseluruhan.
“Pemerintah melihat faktor-faktor yang bisa dipengaruhi melalui ‘policy’, misalnya kebijakan impor beras dan kelancaran arus barang, sehingga inflasi bisa ditekan dan distabilkan pada level yang tetap terjaga rendah,” ujarnya.
Situasi ini yang menyebabkan Bank Indonesia memperkirakan inflasi pada Januari 2018 bisa mencapai 0,6 persen, karena meningkatnya tekanan harga beras, cabai maupun produk lainnya dari kelompok hortikultura.