Terkait kasus Jonru yang jadi sorotan ini, Ferry Koto, Pimpinan Umum SERUJI saat menjadi narasumber dalam talkshow Radio Dakwah Syariah (RDS) Solo, Sabtu (30/9), mengatakan bahwa yang jadi perhatian publik bukan soal penegakkan hukumnya, yang memang harus ditegakkan karena ada Undang Undang yang telah mengatur, tapi soal rasa keadilan masyarakat yang terusik.
“Terlihat nyata, kepada pihak yang posisinya kritis pada kekuasaan atau orang-orang yang dekat dengan kekuasaan, Polisi demikian sigap dan cepat melakukan penegakan hukum ujaran kebencian, sebaliknya pada pihak yang mendukung pemerintah, pro pada kekuasaan, polisi cenderung tidak mengambil tindakan atas ujaran kebencian yang juga kontens nya kasat mata, sama berupa ujaran kebencian,” kata Ferry.
Nampaknya kehebohan minggu lalu, mulai dari pernyataan Jendral Gatot Nurmantyo yang pelan tapi pasti dibeberapa hal mulai terbukti, serta kasus Jonru yang mengusik rasa keadilan masyarakat, akan terus berlanjut hingga minggu ini. Dengan sebuah pertanyaan besar, “Bagaimana selanjutnya citra Polisi di Masyarakat?”
Tentu kita berharap, Polisi sebagai aparat penegak hukum dapat mengangkat citranya, terjaga kepercayaan masyarakat pada institusinya.
Karena, kemana lagi masyarakat akan percaya, mencari kebenaran dan keadilan atas penegakkan hukum, jika tidak dimulai dari Polisi?
Surabaya, 1 Oktober 2017
di Hari Kesaktian Pancasila yang (mungkin) mulai terlupa.
Redaksi Seruji
(Efka/Hrn)
Diera informasi seperti sekarang sangat dianjurkan kpd para pejabat utk bicara jujur, masyarakat sdh tambah pandai menilai, agar ybs tak kehilangan kredibilitas dimata publik.