MENU

Bojonegoro Siaga Darurat Kekeringan

BOJONEGORO, SERUJI.CO.ID – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, Jawa Timur, menetapkan siaga darurat kekeringan di musim kemarau berdasarkan instruksi BMKG Karangploso, Malang, yang menetapkan kemarau di daerah setempat pada Juni.

“Status siaga darurat kekeringan kami tetapkan hari ini dengan mengacu instruksi yang dikeluarkan BMKG Malang terkait siaga darurat kekeringan,” kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Bojonegoro MZ. Budi Mulyono, di Bojonegoro, Selasa (5/6).

Pemkab, lanjut dia, mengeluarkan surat yang disampaikan kepada seluruh camat, dinas, juga jajaran pemkab terkait kewaspadaan menghadapi kemarau berdasarkan prakiraan cuaca yang dikeluarkan BMKG Malang.

Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG Malang, bahwa kondisi cuaca di daerahnya pada Juni untuk curah hujan 0-20,21-50 mm, bawah normal 31-50 milimeter, dan 51-84 milimeter.

Sedangkan Juli 0-20 milimeter,21-50 meter, bawah normal 51-84 milimeter, normal 85-115 milimeter dan pada Agustus 0-20 milimeter, bawah normal 0,30 milimeter, dan 51-84 milimeter.

“Pada Juni di Bojonegoro memiliki nilai curah hujan rendah dengan kemungkinan hujan intensitas ringan selama kurang lebih 10 hari dalam satu bulan,” kata dia menjelaskan.

Menurut dia, pada Juli memiliki nilai curah hujan rendah dengan kemungkinan hujan intenstias ringan selama kurang lebih 10 hari dalam satu bulan. Pada Agustus memiliki nilai curah hujan rendah dengan kemungkinan hujan intensitas ringan selama kurang lebih 10 hari dalam satu bulan.

“Data prakiraan cuaca itu bisa dimanfaatkan jajaran pemkab untuk menyesuaikan programnya masing-masing. Misalnya dinas pertanian bisa menyesuaikan pola tanam tembakau yang tepat,” ucapnya.

Hanya saja, menurut dia, sampai saat ini belum ada daerahnya yang mengajukan permintaan air bersih karena daerahnya mengalami kekeringan musim kemarau.

“Sampai saat ini belum ada desa yang mengajukan permintaan air bersih, sebab kemarau tahun ini cenderung basah,” ujarnya.

Kepala BPBD Bojonegoro Andik Sudjarwo, sebelumnya, menjelaskan pemetaan daerah yang rawan mengalami kekeringan dilakukan dengan mengacu data kekeringan yang melanda daerahnya tahun lalu.

“Perkiraan kami ada permintaan air bersih daerah yang mengalami kekeringan akhir Juni,” ucapnya. (Ant/Su02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER