Setelah Sultan menjawab bersedia berjanji, Sultan HB IX melanjutkan meminta Sultan HB X berjanji untuk tidak pernah melanggar peraturan negara.
Pesan ketiga, kata Sultan, Sultan HB IX memintanya memiliki prinsip lebih berani untuk mengatakan yang benar adalah benar dan yang salah adalah salah.
“Lantas saya bertanya mengapa ‘lebih berani?’ lebih berani dari siapa?. Beliau menjawab lebih berani dari saya (HB IX, red.) karena selama ini saya diam karena mengalami jabatan dua periode Soekarno dan Soeharto, dan saat berbeda pendapat saya memilih diam. Saya sadar diam saya ternyata salah, karena dengan diam itu masyarakat tetap miskin dan bodoh,” kata Sultan menirukan ucapan ayahnya lagi.
Adapun pesan keempat, menurut Sultan, Sultan HB IX memintanya tidak pernah memiliki ambisi kecuali hanya untuk mengabdikan diri demi menyejahterakan masyarakat.
“Kalau Mas Jun (Herjuno Darpito/panggilan kecil Sultan HB X, red.) berjanji empat hal itu, kamu tidak usah mencari saya karena saya selalu ada di sampingmu,” kata Sultan menirukan ucapan ayahnya.
Selain empat pesan yang disampaikan secara langsung, menurut Sultan HB X, Sultan HB IX juga meninggalkan keteladanan amat berarti yakni keikhlasan mengabdi.
Sultan HB IX tidak pernah menginginkan ceritanya ditulis, bahkan ia tidak perduli masyarakat akan mengenal dirinya atau tidak.
“Ketika saya menggantikan posisi Beliau, memang yang namanya mengabdi ya hanya itu,” kata Sultan. (Ant/Hrn)