KENDARI, SERUJI.CO.ID – Akibat merosotnya daya beli masyarakat di Sulawesi Tenggara, sejumlah pusat perbelanjaan di daerah Kota Kendari meliputi Mandonga, Sodohoa, Andonohua sampai Kolaka, Bombana, Unaaha dan Wawotobi memilih tutup dan memberhentikan seluruh karyawan tanpa pesangon.
Sepinya pembeli di sejumlah Pusat Perbelanjaan di Kendari, diakui Ketua Asosiasi Pedagang Ritel Sulawesi Tenggara, La Ode Hamiru, sudah dirasakan sejak menjelang Ramadhan tahun lalu. Dan puncaknya sekarang, menyebabkan sedikitnya 6 pusat perbelanjaan di kawasan Kota Kendari tutup. Lebih 100 karyawannya diberhentikan tanpa pesangon karena berbagai sebab.
“Bahkan swalayan Wua Wua Jaya dengan karyawan 32 orang, sudah tidak bisa bayar gaji sejak 3 bulan sebelum akhirnya tutup dan melelang semua jualannya, pekan lalu. Kini Pasar Sentral Wua Wua, Kendari juga terancam tutup karena sepi,” ujar La Ode Hamiru
kepada SERUJI, di Kendari, Kamis (2/5).
La Ode Hamiru menjelaskan, sepinya pembeli di sejumlah pusat perbelanjaan ritel di Kendari juga dirasakan sejumlah pengelola pusat perbelanjaan di Kolaka, Bombana, unaaha dan Wawotobi. Akibatnya banyak toko ritel di daerah itu hanya buka setengah hari, atau buka 4 hari dalam seminggu.
Pihak Pemkot Kendari sedang meneliti sebab sebab sepinya sejumlah pusat belanja di kota Kendari.
H Ambo Dalle pengelola ritel Nusa di Kendari mengira sepinya pembeli di tokonya hanya bersifat sementara. Setelah dievaluasi ternyata sudah setahun lebih ia bertahan, dan menderita banyak kerugian. Akibatnya, seluruh 8 toko ritel Nusa di Kendari milik H Anbo Dalle kini tutup permanen. Plang toko juga dicopot.
“Kalau di Hypermart Kota Kendari milik Lippo Group tetap buka tiap hari walau sepi. Hanya jumlah areal toko yang harus dikurangi sekitar 200 meter untuk menghindari pemborosan listrik. Jalur pembayaran juga dibatasi dari 5 jalur yang yang dioperasikan jika kondisi ramai pembeli, hanya diaktifkan 2 jalur saja,” kata Antoni manager Hypermart Kendari.
Antoni mengaku sepinya pembeli bukan hanya di Kendari tapi hampir merata di kota-kota lainnya seperti di Makassar, Tangerang dan Jakarta.
“Toko ritel kami di Jawa juga sepi walau menjelang Ramadhan ini sedang banyak discount.Tapi kami punya kiat bertahan agar tetap bisa buka tiap hari, tanpa memberhentikan karyawan,” ujar Antoni menambahkan.