JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga tidak setuju dengan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin yang menyatakan langkah membeli 51,23 persen saham PT Freeport Indonesia (PTFI) disebut telah membuktikan Jokowi anti-asing.
Anggota BPN Prabowo-Sandi, Ahmad Riza Patria, justru menyebut Jokowi pro-asing karena pengambilalihan saham itu menggunakan dana asing.
“Dibilang bahwa pembelian saham Freeport sebagai bukti tidak pro-asing, justru ini pro-asing karena dibayar menggunakan global bond (surat utang internasional),” kata Riza kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (22/12).
Riza mengatakan seharusnya Jokowi bisa menggunakan pendanaan nasional untuk hal itu, misalnya dengan menggunakan Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN), penyertaan modal Badan Usaha Milik Negara (BUMN), atau surat utang dalam negeri (local bond).
“Atau bisa juga dengan mobilisasi masyarakat untuk ramai-ramai membeli saham Freeport. Itu prinsipnya kalau presiden yang dipercaya oleh rakyat,” kata Wakil Ketua Komisi II DPR RI ini.
Baca juga: Dibayar Lunas, RI Resmi Kuasai Mayoritas Saham Freeport
Sebelumnya, pada Jumat (21/12), Presiden Jokowi mengumumkan pengambilalihan mayoritas saham Freeport oleh PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum). Inalum membayar US$3,85 miliar atau sekitar Rp56 triliun kepada Freeport McMoRan Inc. (FCX) dan Rio Tinto untuk itu.
Dilansir dari Kontan, Jumat (21/12), guna membiayai akuisisi Freeport, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin menuturkan, Inalum telah membayar biaya divestasi sebesar US$ 3,85 miliar kepada Freeport-McMoran Inc. (FCX) dan Rio Tinto pada hari yang sama, sebelum pemberian IUPK definitif PTFI. Inalum membayar biaya tersebut dengan menggunakan dana hasil penerbitan global bond sebesar US$ 4 miliar atau sekitar Rp58 triliun (kurs Rp14.500).
“Sudah kita bayar. (Global) bond-nya kan masuk tanggal 15 November. Bayar ke FCX dan Rio Tinto-nya sudah tadi siang,” kata Budi Gunakan.
Kemudian, Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-KH Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menegaskan dikuasainya saham mayoritas PT Freeport sebesar 51,2% oleh PT Inalum sebagai bukti bahwa Presiden Jokowi bukanlah seseorang yang pro asing.
“Telah beliau buktikan, salah satunya dengan penguasaan saham Freeport ini,” kata Ace dalam keterangan tertulisnya, Jumat (21/12). (SU05)
Utaaang lagiii.
Ha ha .. Lagi kaga tenang kan??
ude gue duge, untuk konsumsi cebong yg haus dongeng sebelum tidur
beli freefort dengan hutang….. ini sama dengan punya rumah mewah dengan berhutang. apa hebatnya ????
Alaaaaahhhh….itu sm dgn pencitraan biar di pilih lgi…..udah terlambat brooo…….. hahahaha
Ksian tmbah panik segala mcm cara pun di lakukan….ahaiii