KANO – Lamido Sanusi II, emir negara bagian Kano yang mayoritas Muslim di sisi utara Nigeria, bekerja bersama sejumlah ulama menyusun aturan melarang poligami. Aturan ini akan diberlakukan bagi laki-laki yang tidak memiliki sarana mendukung poligami. Seperti dikabarkan face2faceafrica dan Heard on Morning Edition edisi Selasa (22/2), pengendalian poligami ini karena ada hubungan antara kemiskinan dan terorisme.
“Kita di utara banyak menyaksikan konsekuensi ekonomis dari pria yang tidak mampu tapi menikahi empat wanita. Ia menghasilkan 20 anak, tapi tidak bisa mendidik mereka, lalu membiarkan mereka di jalanan, dan akhirnya jadi preman atau teroris, ” kata tokoh Muslim yang pernah jadi Gubernur Bank Sentral Nigeria 2009 – 2014 itu.
Dalam pidato menyambut pertemuan para ulama, Emir Sanusi membeberkan berbagai area yang akan dicakup oleh aturan keluarga yang akan disahkan pemerintah negara bagian Kano.
“Hukum ini tentang apa yang Islam ajarkan tentang pernikahan, yang akan melarang kawin paksa, yang melarang kekerasan dalam rumah, tentang apa-apa yang harus dipenuhi sebelum dapat menikahi istri kedua, yang menjabarkan tanggungjawab ayah di luar sekadar memproduksi anak, dan banyak lagi,” kata pakar ekonom, pakar hukum, yang dihormati di Nigeria itu.
Nigeria beroperasi sebagai republik demokratis. Sejak merdeka dari Inggris, peran penguasa tradisional lebih bersifat seremonial. Namun, di sisi utara Nigeria, emir tetap dipandang sebagai pempinan tradisional sekaligus pemimpin umat Islam. Emir sangat berpengaruh dan mudah mempengaruhi opini publik.
Di sisi lain, kelompok Boko Haram juga muncul dari wilayah utara. Sejumlah analis percaya, kemudahan Boko Haram merekrut pasukan disebabkan maraknya kemiskinan dan kekurangan di wilayah tersebut.
EDITOR: Omar Ballaz