SERUJI.CO.ID – Di Indonesia yang masih penuh transisi, kita butuhkan presiden yang kuat. Tentu banyak variabel yang menentukan kuat atau tidaknya seorang presiden.
Satu dari variabel itu adalah basis partai pendukungnya. Problem Jokowi, ia tak mengontrol satu partai politik manapun. Partai utama pendukungnya, PDIP, sepenuhnya berada di bawah kendali Megawati, bukan Jokowi. Padahal warna politik dan pilihan kebijakan Jokowi tak selalu sebangun dengan Megawati.
Atas nama strong leadership, Jokowi memerlukan tambahan partai pendukung yang loyal dan setidaknya mengimbangi kekuatan PDIP. Di antara semua partai pendukung, Golkar yang paling memenuhi syarat.
Jokowi berkepentingan Golkar membesar dan kuat agar ruang manuver Jokowi lebih luas. Tingkat ketergantungan Jokowi pada PDIP yang tidak ia kontrol, bisa berkurang, jika ada partai pendukung lain yang sama besarnya.
Di tahun pertama periode pertama, peran PDIP terlalu dominan sehingga Jokowi dipersepsikan sebagai petugas partai. Jika mandat periode kedua untuk Jokowi berlanjut, Jokowi perlu “hijrah” dari petugas partai menjadi strong leader karena ada dua partai yang sama kuat yang menopangnya.
Golkar yang membesar, loyal pada Jokowi dan kuat itu langkah tak terhindarkan agar Jokowi semakin menjadi pemimpin yang kuat.
Itu sebabnya, justru dalam rangka survival dan efektivitas pemerintahan, Jokowi membutuhkan Golkar yang kuat.
Tema selanjutnya: Jika Prabowo dan Gatot Nurmantyo bersatu
April 2018