SOLO, SERUJI.CO.ID – Akhir Januari 2018 nanti, pemerintah berencana mengimpor 500 ribu ton beras. Namun Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menolak jika beras impor masuk Jawa Tengah.
“Jateng enggak perlu beras impor,” demikian diungkapkan Gubernur usai meninjau pelaksanaan operasi pasar di Pasar Legi, Kota Solo, Jawa Tengah, Sabtu (20/1).
Ganjar menerangkan, stok beras di Jawa Tengah masih bisa mencukupi kebutuhan. Ia meminta beras impor diberikan pada wilayah yang lebih membutuhkan.
“Kalau mau impor, berikan ke daerah yang supply-nya kurang,” ujar dia.
Lebih-lebih, lanjutnya, sebentar lagi menyongsong musim panen raya.
“Wong kita sudah mau panen juga. Grobogan ada, Sragen ada,” paparnya.
Ia mengkhawatirkan jika beras impor masuk saat panen raya maka akan berdampak pada petani.
“Harga drop, kasihan para petani nanti,” imbuh Ganjar.
Gubernur meminta jalur-jalur distribusi dipantau untuk memastikan beras impor tidak masuk ke wilayah Jawa Tengah.
Operasi Pasar
Gubernur berharap operasi pasar yang digelar hingga Maret 2018 ini bisa membuat harga beras menjadi stabil.
“Masyarakat protes ke saya melalui medsos, teriak harga beras tinggi. Kemudian orang-orang membicarakan impor atau tidak impor dan sebagainya,” tuturnya.
Operasi pasar, lanjutnya, menjadi wujud bahwa Bulog dan pemerintah daerah bersinergi melakukan upaya mengatasi persoalan tersebut. Operasi pasar menjual beras medium dengan harga di bawah harga pasar.
“Harganya Rp 9.350 per kilogram. Ini harus disosialisasikan pada masyarakat. (Operasi pasar) Diharapkan agar bisa juga menstabilkan harga,” imbuhnya.
Sementara Kepala Dinas Perdagangan Kota Surakarta Subagiyo mengemukakan, operasi pasar akan terus dilakukan di enam pasar di Kota Solo.
“Yakni Pasar Legi, Pasar Harjodaksino, Pasar Nusukan, Pasar Gedhe, Pasar Rejosari dan Pasar Jongke,” beber Subagiyo.
Kepala Bulog Subdivre III Surakarta Titov Agus Sabela menambahkan, stok beras di Kota Solo dan kabupaten sekitarnya masih lebih dari 13 ribu ton.
“Masih mencukupi hingga bulan April 2018. Ditambah lagi nanti pada Februari stok akan bertambah karena panen raya,” papar Titov. (Vita Kurnia/SU05)