MENU

Posisi “Buah Simalakama” PPP dalam Putaran 2 Pilkada DKI

Jakarta – Pengamat politik dan mantan anggota legislatif PPP , Slamet Hariyanto, M.Hum, menilai posisi sulit sekarang ada di Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Dua kubu yang selama ini ada di dua posisi, yakni Kubu Djan Faridz di kubu Ahok-Djarot dan kubu Muhammad Romahurmuziy di Agus, membuat mereka menghadapi posisi sulit.

“Kenapa kubu Romi kemarin pagi-pagi menyatakan sudah ‘cerai” dan habis kontrak dengan Demokrat sebagaimana disampaikan Sekjen, itu menunjukkan mereka sedang memasang posisi bargaining positition.   Artinya, mereka mau menentukan sendiri kemana langkah, tanpa harus kompak satu suara dengan koalisi yang sebelumnya terbentuk,”tegas Slamet.

Bagi Slamet, PPP kubu Romi menghadapi buah simalakama. Mau ke kubu Ahok, agak sulit karena ada kubu Djan Faridz di sana. Sementara mau ke Agus, ada tidak tawaran yang strategis.

“Padahal selama ini pokoknya dua kubu harus beda.  Itu prinsip yang berbeda. Hanya tawaran yang menggiurkan dan transaksi yang renyah (enak,red) yang mampu membawa kubu Romi masuk ke kubu Ahok. Masyarakat bisa membaca arahnya,” tegas Slamet yang juga praktisi hukum ini.

Tapi Slamet memperingatkan, kondisi di putaran kedua ini beda dengan putaran pertama.

“Ini nuansa hijau dan merahnya jelas. Islam dan nasional, adalah pilihan. Dan PPP Romi kalau sampai salah menentukan langkah, akan membawa keruntuhan suara PPP dalam pemilu mendatang.”

Pemangku Kepentingan

Sebagaimana diberitakan sebelumnya,  Sekjen PPP Arsul Sani , menegaskan koalisi PPP dengan Partai Demokrat di DKI tuntas setelah Agus-Sylvi tersingkir.

“Kami musyawarah dulu dengan struktur dan para pemangku kepentingan partai yang utama, seperti para alim ulama dan tokoh senior partai. Di samping itu, tentunya jika yang maju ke putaran kedua adalah paslon 2 dan 3, maka kami harus terbuka berkomunikasi dengan tim mereka soal bagaimana ekspektasi mereka terhadap kami,” jelas Arsul.

Yang jelas, sebelumnya, Partai Demokrat berharap tiga partai pengusung Agus-Sylvi lainnya tetap satu suara.

“Koalisi kami dengan PD di DKI ya selesai jika paslon 1 tidak masuk putaran kedua. Selanjutnya, masing-masing partai punya otonominya sendiri. Bisa sama pandangan dengan PD, bisa juga beda,” tegas Arsul.

Partai pengusung Agus-Sylvi adalah Partai Demokrat, PPP, PAN, dan PKB. PKB sendiri belum menentukan sikap berkoalisi, sedangkan PAN membuka sinyal berkoalisi dengan Anies-Sandi.

EDITOR: Yus Arza

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

4 KOMENTAR

  1. Saran saya sebagai orang Islam, tidak usaha memikirkan salah langkah akan runtuh, iya akan runtuh klo memilih kubu ahok. Jika merapat ke kubu anis InsyaAlloh tetap jaya, meskipun bagaimana nanti hasilnya minimal PPP sudah menjadi saksi telah memilih pemimpin sesuai perintah Allah.

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER