KAIRO, SERUJI.CO.ID – Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan 14 orang ditangkap, Sabtu (7/10), atas tuduhan membentuk kelompok militan serta merencanakan serangan teroris antipemerintah sebagai dukungan terhadap kelompok terlarang Ikhwanul Muslimin.
Para terdakwa mengakui bahwa mereka merupakan anggota Gerakan Hasm, yang muncul akhir tahun lalu dan dianggap kepolisian sebagai sayap bersenjata Ikhwanul Muslimin, kata kementerian dalam suatu pernyataan.
Hasm telah menyatakan bertanggung jawab atas beberapa serangan yang menewaskan sejumlah polisi di Mesir.
“Para pemimpin kelompok teroris itu menugaskan anggota-anggota bersenjata Hasm di Provinsi Minufiya untuk membangkitkan kembali serangan militan serta mempersiapkan sejumlah operasi teroris untuk mengacaukan negara dan ketertiban (masyarakat),” demikian bunyi pernyataan itu.
Kepolisian juga menyita tiga senapan, bahan peledak, dan saluran listrik, serta uang tunai sebesar 160.000 pound Mesir (sekitar Rp 122 juta), menurut pernyataan itu.
Mesir terus berjuang memerangi gelombang aksi teror yang telah menewaskan ratusan polisi dan tentara sejak militer menggulingkan mantan presiden Islamis Muhammad Mursi pada 2013 sebagai tindakan atas unjuk rasa massal, yang menentang kepemimpinannya selama satu tahun serta kelompoknya yang sekarang menjadi terlarang, Ikhwanul Muslimin.
Militer dan polisi Mesir telah menewaskan ratusan milisi dan menahan ratusan tersangka sebagai bagian dari perang antiteror yang dinyatakan oleh Presiden Abdel-Fattah al-Sisi, yang saat itu merupakan panglima angkatan bersenjata, menyusul pendepakan Mursi. (Ant/SU02)