Anies Baswedan, terlahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 Mei 1969. Cucu dari Abdurrahman Baswedan yang merupakan seorang jurnalis, pejuang kemerdekaan Indonesia, diplomat dan juga sastrawan Indonesia. Abdurrahman Baswedan pernah menjadi anggota Badan Penyelidik Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dan Wakil Menteri Muda Penerangan RI pada Kabinet Sjahrir. Abdurrahman Baswedan adalah salah satu diplomat pertama Indonesia yang ditugaskan di Mesir, yang berhasil mendapatkan pengakuan de jure dan de facto pertama bagi eksistensi Republik Indonesia dari Mesir
Abdurrahman Baswedan adalah cucu dari Umar Baswedan, seorang pedagang sukses sekaligus ulama yang berasal dari datang dari Hadramaut Yaman, datang ke Indonesia pada pertengahan abad ke-19 Masehi dan menikah dengan Wanita kelahiran Surabaya bernama Noor binti Salim.
Anies dibesarkan oleh kedua orang tuanya yang berprofesi sebagai dosen. Bapaknya Drs. Rasyid Baswedan, S.U. mengajar di Fakultas Ekonomi di Universitas Islam Indonesia (UII) Yogjakarta, sedangkan ibunya Prof. Dr. Aliyah Rasyid, M.Pd, merupakan Guru besar dan Dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Anies baswedan dikenal sebagai figur intelektual muda. Foreign Policy terbitan Amerika Serikat menyebut nama Anies Baswedan sebagai salah satu dari 100 Tokoh Intelektual Publik Dunia pada 2008 lalu.
Anies menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana di Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada. Gelar P.hD nya didapatkan dari School of Public Policy, University of Maryland, Amerika Serikat. Gelar Doktornya dalam ilmu politik disandangnya pada usia 36 tahun yang didapatkan dari Northern Illinois University, Amerika Serikat. Tahun 2007, pada usia 38 tahun Anies diangkat sebagai Rektor Universitas Paramadina sehingga ia tercatat sebagai rektor termuda di Indonesia.
Pada tahun 2009 dan tahun-tahun sebelumnya, dalam berpolitik Anies berpegang teguh pada pendirian politiknya sendiri, dia memilih netral dan tidak memihak kekuatan politik tertentu, sehingga kenetralannya tersebut mengantarkannya sebagai sosok yang dianggap paling tepat bertindak selaku moderator dalam acara Debat Calon Presiden 2009. Dan kepiawaiannya memoderasi debat tersebut telah membuatnya semakin dikenal luas oleh masyarakat Indonesia.
Namun pada pilpres 2014, Anies sudah pensiun dari kenetralannya dalam berpolitik, dengan memberikan dukungan pada salah satu pasangan capres-cawapres. Jokowi-JK lah yang didukungnya, bahkan dia menjabat sebagai juru bicara pasangan capres dan cawapres tersebut, sekaligus sebagai anggota Tim Transisi.
Dan KPU memutuskan Jokowi-JK sebagai pemenang pada perhelatan akbar itu, maka kue kekuasaanpun sempat dicicipinya dengan diangkat sebagai sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Tidak sampai akhir masa jabatan, pada 27 Juli 2016, Anies resmi dicopot dari Kemendikbud.
Roda politik terus berputar dan diluar dugaan Anies yang pada masa pilpres berseberangan dengan kubu Prabowo justru mendapat kepercayaan dari Gerindra dan PKS untuk dicalonkan sebagai calon gubernur DKI melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Di usia 48 tahun Anies menjemput takdir kepemimpinannya sebagai gubernur DKI terpilih periode 2017-2022 didampingi Sandiaga Uno sebagai wakilnya melalui pilgub 2 putaran, yang pada putaran kedua kubunya mendapat tambahan gerbong partai pendukung dari PPP dan PAN.
Kapabilitas kepemimpinan Anies sudah diprediksi oleh beberapa lembaga dunia diantaranya pada tahun 2009 lembaga World Economic Forum (WEF) menyebutnya sebagai satu dari Pemimpin Muda Dunia Global pada 2009. Majalah Foresight terbitan Jepang yang menamai sosoknya sebagai satu dari ’20 Pemimpin Masa Depan Dunia’, lembaga International Policy Studies (IIPS) Jepang yang menganugerahi Nakasone Yasuhiro Awards dan lembaga Royal Islamic Strategic Studies Centre yang bermarkas di Yordania turut menyebut Baswedan sebagai ‘500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia’.
Sosok Anies tak lepas dari issue sebagai penganut syiah, namun issue tersebut dibantah oleh Imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab seperti yang dilansir RMOL pada Senin (2/1/2017).
“Beliau (Anies) telah memberikan klarifikasi kepada kita bahwa beliau bukan wahabi, bukan Syiah, Bukan juga liberal, beliau ada bersama kita semua. Beliau ahlussunah wal jamaah,” demikain media tersebut mengutip pernyataan Habib Rizieq Shihab.
Senada dengan pernyataan HRS tersebut Anies juga memberikan bantahan terhadap issue syiah yang menerpanya.
“Jadi saya dituduh syiah tapi enggak ada satu pun yang bisa membawa buktinya, dan saya bukan syiah, saya Ahli Sunnah wal jamaah” ungkap Anies yang dikutip Tribun News pada Kamis (29/12/2016).
DATA PRIBADI
Nama : Anies Rasyid Baswedan
TTL: Kuningan, 7 Mei 1969
Istri : Fery Farhati Ganis
Anak : Ismail Hakim, Kaisar Hakam, Mikail Azizi, Mutiara Annisa
PENDIDIKAN
Fakultas Ekonomi, Universitas Gajah Mada
Gelar Master dari School of Public Policy, Universitas Maryland
Gelar Doktor Ilmu Politik Northern Illinois University
KARIR
Pusat Antar Universitas, UGM (1994-1996)
Peneliti, Pusat Penelitian, Evaluasi dan Kajian Kebijakan, Northern Illinois University (2000)
Peneliti Utama, Lembaga Survei Indonesia (2005-2007)
Kemitraan untuk Reformasi Tata Kelola Pemerintahan (2006-2007)
National Advisor, bidang desentralisasi dan otonomi daerah, Kemitraan bagi Pembaruan Tata Pemerintahan (2006-2007)
Rektor Universitas Paramadina (Sejak 2007)
Moderator, dalam acara debat calon presiden 2009
Anggota, Tim-8 dalam kasus dugaan pidana pimpinan KPK yaitu Bibit dan Chandra (2009)
Presenter, program Save Our Nation, Metro TV (2010)
Presenter, Young Global Leaders Summit, Tanzania, Afrika (2010)
Pendiri gerakan Indonesia Mengajar
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI (2014-2016)
Gubernur DKI Jakarta (2017- sekarang)
PENGHARGAAN
AFS Intercultural Program, Milwaukee High School, Wisconsin, AS (1987)
JAL Scholarship (1993)
Fulbright Scholarship (1997-1998)
William P Cole III Fellowship, Universitas Maryland (1998)
ASEAN Students Assistance Awards Program (1998)
Indonesian Cultural Foundation Scholarship (1999-2003)
Gerald Maryanov Fellow, Northern Illinois University (2004-2005)
William P. Cole III Fellow di Maryland School of Public Policy, ICF Scholarship, dan ASEAN Student Award (2005)
100 Intelektual Publik Dunia versi Foreign Policy (2008)
Young Global Leaders versi Economic Forum (2009)
20 Pemimpin Masa Depan Dunia versi majalah Foresight (2010)
Nakasone Yasuhiro Awards oleh International Policy Studies (IIPS) (2010)
500 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia versi Royal (2010)
(dr. Endang/SU02)