MENU

Menjadi Pahlawan Zaman “Now”

Pahlawan Kekinian

Untuk menjadi pahlawan, terutama dalam konteks kekinian atau lebih dikenal dikalangan generasi muda dengan istilah zaman “now” tidak lagi mesti berperang, tapi sesuai dengan tantangan zaman.

Mensos Khofifah mengatakan perjuangan di masa kini, bisa ditempuh dengan berbagai pendekatan. Salah satunya yang ia dorong adalah pendekatan Estetik Heroik.

“Kita angkat budaya karena budaya itu tingkat penerimaannya betul-betul tidak berbatas. Coba lihat budaya Korea yang masuk ke Indonesia. Mulai gaya rambutnya, filmnya, koreografi tarinya, gaya berpakaiannya, semua menjadi trend di pelosok wilayah Indonesia dan dunia. Kita juga bisa menggunakan pendekatan budaya untuk meningkatkan daya saing dan persatuan,” kata Khofifah.

Dengan kondisi zaman yang berubah pesat, perlu dicari format baru yang dapat menjadi perekat dan penguat persatuan anak muda zaman sekarang.

Pahlawan masa kini juga bisa siapa saja dan dari bidang apa pun asal ia memiliki jiwa dan nilai-nilai luhur kepahlawanan yang dirasakan bermanfaat bagi masyarakat.

Tantangan zaman yang dirasakan saat ini mulai dari bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya, maka “pahlawan” yang muncul tentunya juga sesuai dengan tantangan tersebut.

Contohnya, petugas kebersihan bisa dianggap sebagai pahlawan karena tanpa mereka sampah-sampah berserakan dan menumpuk, mengganggu keindahan dan kenyamanan kota tempat tinggal kita.

Contoh lainnya, dokter Gamal yang menggagas asuransi kesehatan “sampah” dengan konsep layanan pengobatan dikliniknya yang dapat dibayar dengan iuran sampah. Dengan konsep tersebut masyarakat kurang mampu mendapatkan pelayanan kesehatan dan di sisi lain masalah sampah juga teratasi.

Dokter Gamal yang membuka layanan asuransi sampah di Kota Malang, Jawa Timur bisa dianggap sebagai pahlawan dalam bidang tersebut karena apa yang dilakukannya bermanfaat besar dan sangat dirasakan baik oleh masyarakat dan lingkungan.

Seorang guru di Sumedang, Een Seukaesih yang telah lama mengidap penyakit berat bahkan ia tidak dapat bangun dari tempat tidur, namun masih mengabdikan dirinya untuk mengajar juga menjadi teladan bahwa masih ada sosok yang ikhlas dan rela berkorban di tengah kondisinya yang penuh keterbatasan.

Masih banyak lagi contoh-contoh pahlawan dalam konteks kekinian di Tanah air, namun jika belum bisa berbuat untuk orang banyak, setidaknya bisa berbuat baik untuk diri sendiri dan orang di sekitarnya.

Jujur, ikhlas, rela berkorban, tidak korupsi, berbuat baik kepada sesama dan bermanfaat bagi orang lain adalah nilai-nilai kepahlawanan yang bukan hanya diteladani tapi juga dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga gelar “pahlawan” dapat disematkan pada sosok diri pribadi. (Ant/SU02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER