JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Suasana sepi di Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Banten tidak hanya terlihat di sekitar terminal 1 A, 1B dan 1C, tetapi juga di terminal 2 dan 3. Keadaan itu diakui sejumlah pedagang makanan dan minuman di bandara Soetta sangat memukul.
“Kita gelisah jadinya, mas. Sewa tempat mahal. Harga-harga bahan pangan terus naik, tapi keseharian warung kami sepi. Bisa bangkrut ini kalau sebulan lagi terus begini,” ujar Bu Mariam, kasir resto Liberti di terminal 1B kepada SERUJI, Selasa (19/2) siang.
Beberapa sopir Damri dan taxi juga mengeluhkan anjloknya pendapatan sejak September 2018 karena harga tiket melambung yang akibatkan jumlah penumpang turun drastis.
Sejak Harga Tiket Membumbung, Jumlah Penumpang Turun di Soetta
Kepala Otoritas Bandara Soetta, Herson saat dihubungi SERUJI mengakui bandara yang dipimpinnya mengalami sepi penumpang sejak beberapa bulan terakhir. Diakui bulan Februari ini makin parah sepinya, sehingga berdampak langsung pada pendapatan karena jumlah penumpang merosot hampir 50 persen.
Pada Februari tahun lalu, jumlah penumpang pesawat yang terlayani di Bandara Soetta mencapai 5.748.873 orang. Tapi pada periode yang sama tahun ini baru 3.925.731 penumpang.
“Artinya jumlah penumpang menurun tajam sampai hampir 50 persen,” ujar Herson.
Menurut pejabat yang baru sebulan tugas di bandara Soetta itu, penyebab terparah anjloknya penumpang karena harga tiket yang mahal, diperparah lagi dengan bagasi berbayar. Akibatnya Bandara Soetta yang biasanya ramai kini sepi.
Pihak Airlines sendiri merasa harga tiket yang dilepas ke konsumen tidaklah terlalu mahal, karena setiap tiket yang dijual memakai tarif batas atas.
“Kalau dalam tiga bulan terakhir ini bandara selalu sepi, penyebabnya karena sekarang memang sedang low season atau musim sepi penumpang. Ini normal sifatnya,” jelas seotang petugas di loket Lion Air Bandara Soetta, Cenkareng.