“Untuk saat ini, kami (tim Batharasurya Hydrone ITS, red) hanya mengikuti satu kategori lomba saja, yakni kategori light boats,” ujar Wasis.
Selain karena baru kali pertama, keterbatasan dana juga menjadi alasan tim ini hanya mengikuti satu kategori lomba. Meskipun begitu, menurut Kepala Departemen Teknik Perkapalan ini, tim Batharasurya Hydrone tetap optimistis bisa meraih yang terbaik dengan inovasi yang disuguhkan kali ini.
“Kami optimis menang dalam kategori ini,” ujarnya.
Tim Batharasurya Hydrone yang berlaga di Prancis kali ini sebanyak tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Perkapalan ITS. Mereka adalah Pieter Mario Fernandez, Fajar Andinuari, dan Mohamad Rival.
Kapal Batharasurya Hydrone kali ini berbeda dari kapal Batharasurya ITS sebelumnya yang menggunakan tenaga surya sebagai penggerak mesinnya. Kapal Batharasurya Hydrone ini menggunakan tenaga baterai sebagai bahan bakar.
“Dalam lomba ini, baterai sudah disediakan oleh panitia lomba. Kapal ini pun dikendalikan dengan remote control dan tanpa awak,” pungkasnya. (Amal/Hrn)