SURABAYA – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jawa Timur, menggelar aksi di depan DPRD Jatim, Rabu (16/8). Dalam aksi tersebut mereka menolak diberlakukannya Full day school (FDS) di Indonesia.
Menurut salah satu peserta aksi, Siti Husnah, penerapan FDS akan berbenturan dengan kekayaan dan kearifan lokal di setiap daerah yang telah menyelenggarakan pendidikan.
“Di Jatim ini keberadaan madrasah diniyah (madin) merupakan sekolah pendidikan yang utama. Dimana untuk memahami agama perlu secara utuh. Namun jika FDS diberlakukan tentunya akan mengancam NKRI dengan menumbuhkan radikalisme lewat sekolah,” ungkap Husnah dalam orasinya.
Mahasiswi asal UIN (Universitas Islam Negeri) Surabaya ini mengatakan sistem pendidikan nasional hingga kini masih berorientasi pengembangan anak didik dalam segi kognitif semata. “Sementara aspek afektif dan psikomotorik belum bisa dimaksimalkan,” jelasnya.
Sementara itu, dalam aksi tersebut mahasiswa PMII Jatim juga mempersoalkan masih adanya pungli di sekolah, juga tindakan amoral dari pendidik dan bullying yang masih menjamur. (Setya/IwanS)
Boleh menolak FDS tapi jangan membuat pernyataan yg meresahkan, Seperti pernyataan diatas bahwa FDS bisa menumbuhkan radikalisme lewat sekolah.