Perbedaan Soekarno dengan kebanyakan elit bangsa kala itu adalah soal konsep. Konsep Indonesia menurut Sukarno bukan “Nederlandse-indie” yang berpusat di Denhaag dengan pimpinannya Ratu Jualiana, tapi Indonesia yang dipimpin bangsa sendiri.
Konsep ini kenapa bisa muncul setelah ratusan tahun dijajah? Entahlah. Bahasan lain.
Sejarah itu memang unik. Sejarah mungkin memihak orang-orang yang dipercayainya. Rakyat itu “makhluk hidup”, mereka “punya mata”.
Kembali ke Rizal Ramli, ini memang makhluk unik juga.
Kenapa RR tidak berunding aja dengan Freeport ketika jadi Menko Perekonomian Gus Dur? atau Menko Maritim Jokowi? ya Cincai-lah, kata orang China. Atau 86 kata preman.
Ketika dia Menko dan Menkeu jaman Gus Dur, saya ingat membawa Nirwan Bakri, Latief dan Bambang Rachmadi ketemu dia. Nirwan mau urusan ambil Arutmin, sebagai satu-satunya jalan buat Bakrie hidup lagi. Latief urusan restructuring utang, sedang Bambang mau ambil asset-asset BPPN.
Nirwan ok katanya mau dibantu, tapi gak usah ketemuan. Ingat ya, “karena pengusaha pribumi, gak usah pake uang-uang segala”. Latief? Rizal gak bersedia, dia anggap melakukan korupsi Jamsostek. Bambang Rachmadi, ok. No question. Jadi Rizal memang gak doyan duit.
Ketika saya tanya kenapa dia bisa punya kekayaan 11 miliar laporan resmi ke KPK (KPKPN-era itu), saat Menkoperek? Dia bilang resmi penghasilan suami dan istri (Bu Hera).