2. Ekonomi Memburuk.
Tantangan lainnya adalah situasi ekonomi memburuk. Keberhasilan “Putinomics” mengatasi krisis ekonomi pada tahun 2014 sd 2015 akibat embargo barat di Russia, tentu karena negara tersebut menyimpan uang yang banyak ketika harga minyak dan gas booming pada tahun-tahun 2000 an.
Berbeda dengan Cavez di Venezuela, di mana uang di “hambur-hamburkan” untuk belanja dan tidak efisien, Chris Miller, dalam tulisannya di “Foreign Affairs” mengatakan bahwa Russia menyimpan uang mereka sebagai tabungan yang sangat besar.
Saat ini, ketika ekonomi lesu, kita justru harus melakukan “austerity” (pengetatan) karena kekurangan anggaran, kecuali dekat2 pilpres.
Lalu, bagaimana Sandinomics bisa dijalankan jika uang tidak cukup untuk membiayai subsidi pangan dan papan?
3. Menghadang Oligarki Kapitalis
Sebagai seorang kapitalis, tentu Sandi menghadapi tantangan dari dirinya sendiri dan kawan-kawan bisnisnya. Hal ini juga terjadi terhadap Jusuf Kalla, yang ditenggarai terlibat dalam memajukan bisnis keluarga ketika berkuasa.
Masih banyak lagi tentunya tantangan Sandinomics untuk diteropog, baik konsepnya maupun realita yang akan muncul. Secara konsep apakah sudah utuh? Secara realita, apakah sudah terukur baik? Namun, sebagai sebuah awal, saya berharap Sandinomics ini dapat dikembangkan.
Tentu saja kita juga perlu berprasangka baik bahwa kehadiran Sandi dan Sandinomics dalam mengurus bangsa dengan 250 juta rakyatnya dapat berjalan dengan sukses.
Semoga…
