MENU

Meneropong Sandinomics dan Tantangannya

Oleh: Dr. Syahganda Nainggolan

2. Surplus Fiskal

Dalam forum diskusi “Putinomics” yang sama, Sandi tidak menyukai anggaran defisit dalam anggaran negara. Dalam kasus APBD DKI, Sandi tidak mempermasalahkan capaian penyerapan anggaran, sepanjang anggaran yang tidak digunakan memang ternyata dapat dihemat atau tidak dijalankan karena realitasnya tidak perlu. Dan tentunya anggaran yang dihemat merupakan surplus yang dapat digunakan sebagai cadangan.

Sandi mengkritik kebiasan penyusunan anggaran yang selalu defisit, apalagi jika digunakan dengan cara berhutang.

3. Pro Poor dan UKM

Sandi dalam melihat kemiskinan sudah disinggung di atas, merespon dengan usaha penyediaan pangan murah, sehingga terjangkau rakyat miskin. Namun, lebih jauh lagi, yang dilakukan Sandi dalam kebijakan dan aksi (di skala Jakarta) adalah menciptakan kemampuan “entrepreneurship”, sehingga tercipta lapangan kerja baru dan “income generating” dari kalangan bawah, perempuan dan kaum muda millenial.

4. Perumahan Murah

Program pangan dan papan adalah “basic” bagi masyarakat bawah. Thaksin di Thailand sangat dikenang karena keberhasilannya membangun perumahan rakyat. Di Jakarta, Sandi melakukan terobosan pengadaan rumah bagi kalangan menengah bawah, dikenal sebagai program Dp 0%. Komitmen ini penting mengingat rumah merupakan asset penting bagi kaum bawah. Dan selama ini, pengadaan rumah dikontrol kartel bisnis properti, sehingga tidak mampu dijangkau rakyat kecil.

Tentu syarat penghasilan keluarga rp 7 juta terasa tinggi untuk rakyat, khususnya di luar JAKARTA. Namun, sebagai “embrio”, kebijakan ini dapat disempurnakan untuk skala nasional.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER