MENU

Lompatan Kinerja Helmy Yahya

Oleh: Nico Andrianto, Alumnus program Master of Policy and Governance, Crawford School of Public Policy, The Australian National University, Canberra, Australia.

Helmy yang mulai banyak diundang paparan di depan organisasi pertelevisian internasional, memperoleh beberapa tayangan kartun anak-anak bermutu secara gratis, sebuah bentuk kolaborasi untuk menghemat biaya produksi di tengah anggaran yang “cekak”. Cara menekan biaya produksi lainnya, TVRI sering berburu acara di instansi lain untuk ditayangkan, termasuk pagelaran wayang di BPK. Tidak ingin terdisrupsi, TVRI membangun aplikasi teknologi baru dengan membangun portal video yang mudah diakses pemirsa melalui berbagai gawai.

Prioritasi anggaran menghasilkan beberapa sarana dan prasarana yang bahkan terbaru saat ini, seperti yang dikerahkan dalam acara Debat Pilpres 2019. Bagaimanapun TVRI tetap menjaga netralitas saat persaingan politik Pilpres 2019 tersebut. Beberapa penonton yang bosan dengan kecenderungan keberpihakan media pada salah satu Paslon mulai beralih pada tayangan TVRI. Acara “Kupas Partai” atau “Rumah Demokrasi” menjadi program bertema politik dengan kemasan kekinian.

Meski tak selalu berhasil, Helmy terus mencoba meyakinkan pemerintah, parlemen, lembaga keuangan, BUMN, industri, universitas, dan media agar memberikan dukungan. Orang-orang kreatif akan menyulap tembok bangunan TVRI yang muram dengan lukisan-lukisan mural yang unik. Helmy berupaya menanamkan budaya pembelajar dan perbaikan terus-menerus bagi karyawannya. Hasilnya, TVRI baru memperoleh penghargaan Asia Vision Monthly Award 2018, Panasonic Gobel Award 2018, dan Adam Malik Award 2018. Komentar netizen sangat melegakan Helmy, “Kirain stasiun tv baru, ternyata @TVRINasional. Keren gokil. Keep it up”.

Sebuah kepuasan batin bagi Helmy Yahya bisa memberikan sumbangsih pada lembaga yang dahulu turut membesarkannya. Kinerja TVRI kini seperti melompat, dengan rating yang terus naik secara meyakinkan. Di DKI Jakarta, TVRI memperoleh peringkat 10 mengalahkan beberapa TV swasta terkenal berbiaya mahal. Saat lowongan tenaga kontrak dibuka baru-baru ini, sebanyak 21.300 orang ingin bergabung dengan TVRI. Helmy berharap kelak TVRI bisa menyamai BBC, VOA atau ABC. Setidaknya Helmy telah membuktikan perbaikan TVRI adalah sebuah possible mission.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

1 KOMENTAR

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER