Tapi apakah dengan itu anak-anak bangsa ini akan saling “meniadakan” (menihilkan)?
Di sinilah kemudian dalam pandangan saya pentingnya mendudukkan masalah pada tempatnya. Sebagai orang Islam dengan segala perbedaan dengan teman-teman sebangsa dari agama dan keyakinan lain, saya tidak perlu menuduhnya bertentangan dengan Pancasila. Toh mereka bisa memahami arti “Ketuhanan Yang Maha Esa” itu berdasarkan agama dan keyakinan mereka.
Tapi di sisi lain maafkan kalau dalam pandangan kami umat Islam konsep keyakinan anda itu berdasarkan “penafsiran ketuhanan agama” kami tidak sesuai. Tapi itu kan dari sudut pandang agama kami.
Akhirnya dengan segala hormat saya kepada guru saya, Prof. Dr. Naazaruddin Umar, orang yang saya sangat hormati karena ilmu dan akhlaqnya, saya menyatakan tidak setuju dengan penafsiran beliau tentang Trinitas itu.
Saya berani mengatakan demikian karena saya sudah terlalu sering berdialog langsung dengan teman-teman Kristiani. Dan hingga detik ini pun penafsiran seperti yang disampaikan oleh Prof. Dr. Naazaruddin Umar itu hanya penafsiran pinggiran. Justru mainstream Kristiani memang mengakui adanya tiga Tuhan yang masing-masing pada dirinya adalah berdiri sendiri dan sempurna. Namun demikian mereka tetap mengaku jika mereka percaya kepada ke- Esaan Tuhan atau monoteisme.
Jadi Referensi Untuk mengganti imam besar msj istiqlal
Samsi Ali? Sebaiknya lebih kritis menjadikannya nara sumber ke Islaman mengingat sepak terjangnya saat jadi imam masjid di US