JERUSSALEM, SERUJI.CO.ID – Ternyata keputusan majelis Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tidak digubris oleh Israel. Melalui Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Israel, Tzivi Hotovli menyatakan bahwa Israel melakukan komunikasi dengan 10 negara agar memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Jerussalem. Hal tersebut seperti yang dikutip dari The Palestinian Information Center pada hari Senin (25/12) kemarin.
“Kami telah berkomunikasi dengan sepuluh negara, beberapa di antaranya negara-negara Eropa agar memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv ke Al-Quds, dan Negara Guatemala satu dari Negara yang segera memindahkan Ibu Kotanya ke Al-Quds”, kata Hotovli dalam wawancara yang dilakukan oleh salah satu radio Israel.
Namun dalam wawancara tersebut, Hotovli tidak menyebutkan nama-nama Negara yang telah dikontaknya. Hotovli hanya mengatakan bahwa deklarasi Trump akan membuat arus baru, namun belum terlihat sampai saat ini selain pendahuluan saja.
Di sisi yang lain radio Israel tersebut menginformasikan bahwa sejumlah negara yang segera memindahkan kedubesnya antara lain, Honduras, Filipina, Rumania, Sudan Selatan. Namun baru sebatas komunikasi, belum ada kesepakatan untuk memindahkan kedubes Negara-negara tersebut ke al-Quds dalam waktu dekat ini, ujar sumber mereka di kalangan diplomat Israel.
Presiden Guatemana, Jimy Morales, Ahad (24/12) lalu menegaskan bahwa negaranya akan memindahkan kedubes di Israel ke al-Quds. Keputusannya tersebut diapresiasi oleh Perdana Menteri (PM) Israel, Benyamin Netanyahu. Namun keputusan tersebut memicu kecaman keras dari pemerintah Palestina, yang disebutnya sebagai tindakan yang memalukan.
Presiden Amerika Donald Trump pada 6 Desember lalu mengklaim Al-Quds sebagai ibukota Negara Israel, dan memberikan isyarat pemindahan kedubes Washington ke kota tersebut, namun memicu penolakan luas internasional. (Jarot/Hrn)
Parahhhh