PARKLAND, SERUJI.CO.ID – Biro Investigasi Federal pada Jumat (16/2) mengatakan bahwa pihaknya gagal bertindak atas sebuah peringatan bahwa pria yang dituduh membunuh 17 orang di sekolah menengah di Florida memiliki sebuah senjata, keinginan membunuh dan berpotensi melakukan penembakan sekolah.
Pengungkapan tersebut memicu kemarahan dari penduduk pinggiran Kota Miami Park yang masih terguncang dari pembantaian Rabu (14/2), yang merupakan penembakan paling mematikan di sebuah sekolah menengah Amerika Serikat, dan memicu Gubernur Florida untuk meminta kepala FBI mengundurkan diri.
BACA JUGA: Gagal Antisipasi Penembakan Sekolah Florida, Direktur FBI Dituntut Mundur
Pada pemakaman yang dilaksanakan Jumat (16/2) untuk korban pembunuhan massal, Meadow Pollack, pelajar senior sekolah tersebut yang berusia 18 tahun, temannya Jeff Richman menyatakan kecewa atas kegagalan FBI tersebut.
“FBI meminta maaf? Katakan itu pada keluarganya,” ujar Richman, 53, seorang eksekutif periklanan yang tinggal di Parkland.
Kepala Pembela Umum Wulatah Broward, Howard Finkelstein, dikutip oleh surat kabar South Florida Sun Sentinel, mengatakan bahwa tim hukum Cruz merencanakan untuk bertemu dengan jaksa penuntut untuk mengajukan permohonan bersalah dengan hukuman penjara seumur hidup.
“Hanya ada satu pertanyaan: ‘Haruskah pemuda ini hidup atau mati oleh eksekusi?'” ujar Finkelstein kepada Sun Sentinel. “Kami percaya bahwa tidak ada yang berminat untuk melalui sirkus sebuah persidangan,” ujarnya.
Kantor pembela umum tidak bisa segera dihubungi oleh Reuters untuk memberikan komentar. (Ant/SU03)