PORTLAND – Dua pria tewas ditikam di sebuah kereta komuter di Portland, Oregon, Amerika Serikat, setelah mereka mencoba melindungi dua muslimah dari serangan ujaran kebencian rasial dan agama, Jumat (26/5), sekitar pukul 4.30 sore.
Pelaku serangan Jeremy Joseph Christian, 35, seorang narapidana dari Portland, telah ditangkap polisi keesokan harinya dan digelandang ke penjara.
“Christian mulai berteriak-teriak menunjukkan kemarahan terhadap etnis dan agama kepada dua wanita muda muslim, yang salah satunya mengenakan jilbab,” kata Kepolisian Portland dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (27/5).
Polisi mengatakan Ricky John Best dari Happy Valley, 53, Oregon, meninggal di tempat kejadian, dan Taliesin Myrddin Namkai Meche, 23, Portland, meninggal di rumah sakit. Seorang korban lainnya, Micah David-Cole Fletcher, 21, Portland, luka serius dan dirawat di rumah sakit Portland.
Dyjuana Hudson, ibu dari salah satu dari mereka, mengatakan bahwa putrinya yang berusia 16 tahun, yang berkulit hitam, naik kereta api dengan seorang teman Muslim, juga seorang remaja, yang mengenakan jilbab.
Si penyerang mendekati gadis-gadis itu sambil meneriakinya. “Dia mengatakan bahwa umat Islam harus mati,” kata Hudson, seperti dilansir dari Reuters, Sabtu (27/5)
Atas aksinya tersebut, Christian dijerat dengan dua tuduhan pembunuhan dan percobaan pembunuhan. Ia juga dituduh melakukan intimidasi dan tindak kejahatan kepemilikan senjata, dan diperintahkan ditahan tanpa jaminan.
Polisi menolak merilis rincian sejarah kriminal pelaku. Namun surat kabar terkemuka di Portland, The Oregon melaporkan bahwa pelaku pernah dihukum karena perampokan, penculikan dan kepemilikan senjata, berdasarkan dari catatan pengadilan.
Council on American-Islamic Relations (CAIR), kelompok hak asasi manusia dan advokasi sipil terbesar Amerika, mengutuk peristiwa itu dan menyebutnya sebagai kejahatan kebencian yang mengerikan. Mereka mendesak Presiden AS Donald Trump untuk menindak kekerasan rasial yang menargetkan Muslim di negara tersebut.
Kejadian ini terjadi tidak lama setelah munculnya sebuah laporan bahwa jumlah insiden serangan Islamofobia di Amerika Serikat mengalami kenaikan dramatis tahun 2016 pada awal bulan Mei. Laporan yang diterbitkan CAIR tersebut menemukan 2.213 serangan Islamofobia di Amerika pada tahun 2016, meningkat 57 persen dari tahun 2015. Sebagai perbandingan, pada tahun sebelumnya insiden meningkat 5 persen dari tahun 2014 sampai 2015. (M. Gauzal/IwanY)
Gak ada Media yg melabeli Teroris ya??
Terorist !!!