MENU

Demam Lembah Rift Tewaskan Enam Orang

NAIROBI, SERUJI.CO.ID –  Lembaga kedokteran hewan Kenya pada Rabu (13/6) mengkonfirmasi bahwa enam orang telah meninggal akibat Demam Lembah Rift (RFV) di Kabupaten Wajir di bagian timur-laut negeri itu saat penyakit virus tersebut menyeberangi perbatasan.

Obadiah Njagi, Direktur Dinas Kedokteran Hewan di Departemen Ternak Negara, mengatakan semua pasien meninggal pada Juni dan memperingatkan warga setempat agar tidak memegang daging yang belum diperiksa.

“Setakat ini, pengawasan aktif oleh tim pengawas Wajir telah melacak 10 kasus, semua dari lokasi yang sama (Bashir),” kata Njagi di dalam satu pernyataan yang dikeluarkan di Nairobi.

RVF adalah penyakit hewan akibat virus yang terutama mempengaruhi hewan tapi juga memiliki kemampuan untuk menyerang manusia. Infeksi dapat mengakibatkan penyakit parah pada hewan dan manusia.

Njagi mengatakan banjir, yang terjadi di Kenya antara Maret dan Mei, akibat hujan lebat menyediakan kondisi yang ideal buat perkembang-biakan nyamuk dan meningkatkan resiko penyakit yang menular seperti RVF.

Ia mengatakan kasus pertama dilaporkan pada 4 Juni, setelah dua orang dari satu keluarga ditujuk ke rumah sakit lokal dengan demam tinggi dan pendarangan dari mulut.

Njagi mengatakan salah satu pasien meninggal pada hari yang sama dengan mereka masuk rumah sakit, sehingga pemerintah membentuk satuan tugas guna mengurangi peristiwa bru dan mencegah kematian lain.

“Semua orang yang menderita demam dengan sumber yang tak diketahui sangat disarankan segera melapor ke instalasi kesehatan terdekat,” kata Njagi.

Kenya menghadapi RVF pada 2006, yang diawali oleh hujan lebat terus-menerus dan saat wabah tersebut dapat dikendalikan, 162 orang telah meninggal serta kerugian akibat kematian ternak mencapai 38.000 dolar AS.

Penyakit tersebut juga mengakibatkan kerugian ekonomi besar akibat kematian dan pemusnahan ternak yang terserang RVF. Pada 1997-98, wabah besar terjadi di Kenya, Somalia dan Tanzania, kondisi serupa terjadi pada September 2000.

Njagi mengatakan Direktorat Layanan Kedokteran Hewan telah menerima laporan mengenai kematian dan kelahiran dini pada kambing, domba serta unta.

“Untuk membantu pendeteksian dan reaksi dini, dalah peristiwa wabah, semua laporan mengenai kematian mendadak serta keguguran pada ternak mesti dilaporkan ke kantor kedokteran hewan terdekat atau kantor lain,” kata Njagi. (Ant/Su02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER