Malam itu bersama teman teman Kelompok Studi Proklamasi, kami menonton Devdan. Teater ini mencampurkan drama yang didominasi tarian.
Itu kali ketiga saya menontonnya. Devdan mungkin akan dikenang sebagai industri teater pertama di Indonesia yang dipentaskan empat hari dalam seminggu, dan sudah berlangsung lebih dari tiga tahun.
Ia berkisah soal dua remaja yang bosan dengan perjalanan tour rombongan. Berdua mereka terpesona oleh cahaya di gunung yang dikenal suci. Mereka memisahkan diri dari rombongan, menggapai puncak itu.
Sesampainya di sana, mereka menemukan kotak ajaib. Setiap kali mereka membuka isinya, mereka pun seolah terbang ke lain waktu dan ruang. Yang mereka alami adalah keindahan Indonesia dari Aceh hingga Papua.
Pertunjukan selama 90 menit Itu cukup menyajikan keindahan Indonesia dalam tarian. Kadang tarian itu sudah pula diramu dengan unsur modern dan musik zaman Now.
Kisahnya sederhana. Namun sudah cukup bagi turis asing untuk melihat keberagaman dan keindahaan Indonesia dalam ruangan ber- AC, dan nyaman.
Saya mensyukuri akhirnya di Indonesia bisa ditemukan teater modern yang bertahan untuk pentas lebih dari tiga tahun setiap empat hari dalam seminggu.
Keindahan seni dalam teater itu menjadi lengkap karena kami nikmati bersama dengan merayakan keindahan persahabatan kami selama 35 tahun.
Bali, Maret 2018



