Guru Penulis
Dikutip dari MediaGuru.id, Temu Nasional Guru Penulis ini bukan hasil seleksi, tetapi merupakan hasil kerja keras dan kemandirian guru penulis untuk menghasilkan karya dengan motto satu guru satu buku (SaguSabu).
Pertemuan guru nasional penulis yang dilaksanakan dalam rangka Hari Guru Nasional Tahun 2017, di Kemdikbud Jakarta ini adalah hasil kerja sama Media Guru dengan Kemdikbud.
Guru penulis betul-betul mendapat penghormatan dan apresiasi tertinggi dari pihak pemimpin negeri.
Diharapkan dalam pertemuan nasional ini akan lebih membuka wawasan hingga proses membuat dan hasil tulisan akan lebih berbobot dan bermanfaat.
Dari segi komunikasi, unsur berbagi dan menempa diri akan lebih terbuka silaturahmi. Hubungan antarguru lebih berpadu hingga literasi guru di negeri ini lebih berkembang, bercabang dan ajang didiseminasikan di berbagai pelosok negeri.
Ada beberapa nilai yang dapat dipetik dari Pertemuan Nasional Guru Penulis Kemdikbud Jakarta, di antaranya adalah, pertama, pertemuan akan lebih memotivasi untuk tetap menjadi penulis karena guru dari pelosok bisa menulis buku, mengapa tidak, guru yang ada di kota tidak berkarya.
Kedua, pertemuan menjadi ajang menempa dan mengembangkan diri. Berbagai judul buku, ragam budaya, karakter, bahasa, akan bertemu di sini hingga perbendaharaan wawasan akan lebih meningkat dan bermartabat. Saling mengisi dan melengkapi hingga tertanam jiwa mawas diri. Budaya dan adat kebiasaan berbeda, di sinilah muncul adaptasi diri dan menempa diri.
Ketiga, pertemuan nasional guru penulis adalah ajang berperilaku mandiri. Mandiri dalam berkarya, mandiri dalam biaya. Mengapa? Karena ini bukan hasil dari berlomba namun hasil kerja keras berkarya.
Keempat, pertemuan guru penulis adalah ajang belajar dan tetap menjadi penulis rendah hati. Menulis adalah berbagi. Berbagi tentunya santun bahasa santun mengomentari. Menulis bukan hanya untuk diri, melainkan untuk dikonsumsi dan dibaca khalayak. Oleh karena itu, adalah rendah hati senjata menulis yang berarti.
Kelima, hubungan nasional guru penulis digelar, silaturahmi pasti terjadi. Hubungan kasih dan sayang dalam berbagi ilmu dan kehidupan makin terjalin. Kesetaraan kinerja akan tercipta, fakta akan nampak pada hasil karya, buku dalam Sagu Sabu. (Joko Susilo/Ant/SU02)
