SERUJI.CO.ID – Ibadah dalam agama Islam tidak hanya membutuhkan Ilmu, tetapi juga hati, kesehatan dan kekuatan fisik. Shalat lima waktu yang diwajibkan kepada umat Islam yang sudah akil baligh dan berakal sehat, walau pun kelihatan sederhana hanya berdiri, rukuk sujud dan duduk di tempat yang sama, kalau fisik tidak atau kurang sehat pelaksanaannya jadi tidak sempurna.
Lihat saja mereka yang terganggu fungsi lututnya, mereka harus duduk di atas kursi. Apalagi kalau seseorang mengalami stroke dengan kelumpuhan anggota tubuhnya, shalat harus ditegakkan dengan berbaring. Karena itu menjaga tubuh agar tetap sehat, bugar seharusnya menjadi gaya hidup kita umat Islam sehari-hari.
Pentingnya tubuh yang masih prima, akal yang sehat, pikiran yang masih jernih semakin saya rasakan pada waktu saya melaksanakan ibadah umroh sekarang, saat saya berusia di atas 60 tahun ini. Karena banyak berjalan, ini baru di Madinah, dari hotel ke Masjid paling tidak lima kali dalam sehari, pergi ziarah, otot-otot paha, betis sudah mudah terasa pegal. Sendi lutut mulai terasa agak sakit, duduk terlalu lama lutut juga terasa ngilu dan kalau mau berdiri kadang- kadang sedikit pusing.
Dan, waktu berjalan agak cepat, atau setengah berlari karena khawatir terlambat shalat berjamaah, dada sudah mulai terasa tidak nyaman seperti biasanya.
Memang usia kepala enam, bukan usia muda lagi, tetapi usia yang pada kebanyakan kita sudah digerogoti oleh bermacam keluhan dan penyakit. Usia yang sebagian (besar) dari kita sudah mengonsumsi lebih dari 2-3 macam obat dan menderita beberapa penyakit seperti diabetes, hipertensi, jantung, stroke, keluhan sendi, keganasan, dan sebagainya.
Alhamdulillah, sampai saat ini masih diberi nikmat sehat oleh Allah, tidak menderita penyakit yang sering diderita pada usia lanjut itu, hanya saja ada hipertensi ringan yang terkontrol dengan satu macam obat.
Nah, tanpa fisik yang cukup kuat dan sehat apakah kita akan mampu dengan baik melaksanakan setiap ritual ibadah yang diwajibkan pada saat umroh ini? Apalagi Ibadah Haji, seperti thawaf, syai, yang memakan waktu sekitar 2 jam dengan terus menerus berjalan dan bahkan kadang berlari-lari kecil. Jawabannya pasti tidak.
Barangkali kita masih bisa melaksanakan setiap ritual itu, tetapi tetap dengan keterbatasan-keterbatasan. Banyaknya jamaah yang memerlukan bantuan orang lain, yang sakit, yang harus dirawat di rumah sakit, dan bahkan meninggal pada waktu melaksanakan Ibadah Haji menunjukkan bahwa kesehaatan yang prima dan fisik yang kuat itu sangat penting.
Lalu, yang penting adalah, agar kita dapat melaksanakan Ibadah seperti umroh, haji dengan baik (sempurna), atau dengan kata lain kita tetap sehat, fisik relatif juga kuat pada usia kita sudah termasuk berusia lanjut, apakah yang dapat dilakukan?
Untuk menjawab ini, saya pernah membaca suatu hasil penelitian di sebuah buku, yang mempelajari empat kebiasaan sehari-hari yang memungkinkan seseorang berumur panjang dan tetap sehat.
Empat kebiasaan, gaya hidup itu adalah; (1) Tidak merokok dan minum alkohol, bila anda minum alkohol, dibatasi dalam jumlah yang terbatas. (2) Makan sayur dan buah-buahan seger 5-7 porsi setiap hari. (3) Olahraga minimal 30-40 menit setiap hari, dan (4) mempertahankan berat badan normal atau mendekati normal.
Kemudian, sehat atau sakit itu tidak datang tiba-tiba, tidak datang dalam satu-dua hari. Tekanan darah tidak tinggi mendadak, gula darah kita tidak melonjak seketika, stroke, kanker tidak menyerang serta merta. Tapi ada proses yang mendahulul sebelumnya. Begitu juga kesehatan, kekuatan, kebugaran kita.
Kita tidak mungkin masih bugar pada usia sudah berkepala enam kalau sebelumnya kita tidak menjaga, memelihara dan memupuk kebugaran itu jauh sebelumnya. Kita tidak akan dapat berjalan jauh, berlari, atau naik tangga kalau sebelumnya kita tidak melatihnya, membiasakannya sebelumnya.
Jadi, Ibadah dalam Agama kita, Islam, tidak hanya perlu Ilmu, kemauan, tetapi juga kekuatan dan kesehatan yang prima. Umat Islam harus kuat dan sehat. Dan, itu harus dimulai semenjak dini.