JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Supervisor perawat di RS Medika Permata Hijau Nana Triatna mengaku tidak melihat benjolan atau luka di wajah Setya Novanto saat mantan ketua DPR itu dibawa ke rumah sakit.
“Kalau luka tidak memperhatikan, kalau benjolan gede tidak ada,” kata Nana di pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Jakarta, Senin (26/3).
Nana bersaksi untuk dokter Bimanesh Sutarjo yang didakwa bekerja sama dengan advokat Fredrich Yunadi untuk menghindarkan ketua DPR Setya Novanto diperiksa dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi KTP elektronik.
Padahal, sebelumnya advokat Fredrich Yunadi mengatakan pada malam itu Setnov mengalami kecelakaan dan dalam keadaan pingsan dan sekujur tubuhnya mengalami luka serta bagian pelipis benjol sebesar bakpao.
Nana pun mengaku bahwa pada 16 November 2017 tersebut sekitar pukul 18.00 dokter Bimanesh mendatanginya saat berkeliling di ruang Unit Gawat Darurat (UGD).
“Saat itu ada saya, suster Gina, perawat Apri, dan dokter Michael juga. Dokter Bimanesh tanya ‘Pasien saya sudah datang belum?’ Saya yang jawab ‘Belum dok’ lalu dokter Bimanesh bicara dengan dokter Michael agak jauh, jadi tidak terdengar karena seperti bisik-bisik,” ungkap Nana.
Dokter Michael lalu menolak untuk memberikan rekomendasi rawat inap untuk Setya Novanto yang belum tiba di RS Medika, tapi sudah diminta untuk langsung dirawat di ruangan VIP. Akhirnya Bimanes menuliskan surat pengantar rawat inap melalui poli berdasarkan rekomendasinya sendiri. Bimanesh selanjutnya menuju lantai 3, tempat ruang yang sudah dipersiapkan untuk Setnov.
“Saya lalu dipanggil ‘security’, ‘Bu, bu pasiennya sudah datang’ lalu ‘driver’ dan satpam mengambil selimut UGD, saya tanya kenapa harus banyak-banyak? Satu saja cukup, tapi itu SN sudah diselimut dari kepala sampai kaki, wajahnya saja yang kelihatan,” ungkap Nana.
Dalam rekaman “CCTV” yang ditunjukkan oleh jaksa penuntut umum KPK, Setnov tampak dari pintu masuk sudah diselimuti selimut biru dari bagian kepala sampai lutut dan tidak sempat masuk ke ruangan UGD dan langsung diarahkan ke lantai 3.
“Saat saya keluar dari UGD, pasien sudah mau dinaikkan ke lantai 3, saya bantu buka lift, saya posisinya sudah merem seperti orang tidur,” tambah Nana.
“Ada lihat luka?” tanya hakim.