JAKARTA, SERUJI.CO.ID – Mahfud MD mengungkap pihak yang telah memerintahkan PBNU untuk “mengancam” Presiden Jokowi jika memilih cawapres untuk mendampinginya di Pilpres 2019, bukan dari warga Nahdlatul Ulama (NU).
Hal itu disampaikan Mahfud mengisahkan detik-detik tersingkirnya ia jadi cawapres Jokowi, sehubungan adanya “ancaman” dari PBNU yang disampaikanĀ Ketua PBNU Robikin Emhas jelang penetapan cawapres Jokowi pada Kamis (9/8) petang yang lalu.
Diungkapkan oleh Mahfud bahwa yang memerintahkan Robikin untuk mengeluarkan pernyataan yang bernada ancaman tersebut adalah Rai Aam PBNU, KH Ma’ruf Amin.
“Yang menyuruh itu KH Ma’ruf Amin,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini di acara Indonesian Lawyer Club (ILC), Selasa (14/8) malam.
Mahfud menyebut bahwa Ketua Umum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) yang memberitahunya hal tersebut.
“Bagaimana saya tahu KH Ma’ruf Amin (yang memerintahkan, red), Muhaimin yang bilang ke saya,” ungkap Mahfud.
Diceritakan oleh Mahfud, bahwa berdasarkan cerita dari Muhaimin, pada Rabu (8/8) sore, sehari sebelum pengumuman cawapres Jokowi, ada pertemuan di Kantor PBNU antara Kiai Ma’ruf Amin, Ketua PBNU KH Said Aqil Siroj, dan Ketua PKB Muhaimin Iskandar.
“Itu yang nyuruh kiai Ma’ruf,” kata Mahfud menirukan pengakuan Muhaimin saat bertemu dengan dirinya pada Kamis (9/8) siang.
Mahfud melanjutkan bahwa pertemuan di PBNU digelar tak lama setelah Kiai Ma’ruf Amin, KH Said Aqil Siroj, dan Cak Imin dipanggil Jokowi ke Istana untuk diminta masukan soal nama cawapres.

Ngancam, ntar di perjalanan di tinggal, ky belum tau jokowi
Ga nyangka. ..
Tua-tua kelapa sawit..
Wis rua jik iso gigit
Jagoan jg!
Ini namanya orang serakah. Katanya ngaku ulama kok mengancam juga gara gara ingin jadi pejabat