MAKASSAR, SERUJI.CO.ID – Anggota Senator Aziz Qahhar Mudzakkar menekankan gerakan koperasi terus didorong guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat, salah satunya mendorong karyawan dan Mall di Sulsel memiliki dan terdaftar sebagai anggota koperasi.
“Diharapkan, koperasi benar-benar menjadi soko guru perekonomian nasional. Seharusnya menajemen hotel dan mall didorong mendirikan dan memiliki koperasi bagi pekerjanya,” kata Aziz, Selasa (26/12).
Bakal Calon Wakil Gubernur Sulsel ini menuturkan, gerakan koperasi sangat identik dengan sistem ekonomi yang diakui Undang-undang Dasar 1945 yakni ekonomi Pancasila atau ekonomi kerakyatan.
Bercermin dari negara di Finlandia ataupun negara-negara Skandinavia, gerakan koperasi di negara itu sangat maju, sehingga dirinya tertantang menjadikan Sulsel daerah koperasi dan tidak boleh kalah dengan negara lain. Mengingat Indonesia dulunya berlandaskan ekonomi Pancasila melalui gerakan koperasi.
“Negara Finlandia dan Skandinavia, kesejahteraan masyarakatnya lebih merata. Itu tidak lepas karena gencarnya gerakan koperasi, mereka kecenderungan sudah meninggalkan paham neoliberal dan kapitalis atau sebagai sistem ekonomi. Nah, orang cerdas memang melihat semua itu dan dijadikan sebagai masa lalu,” ungkapnya.
Pasangan Bakal Calon Gubernur Sulsel Nurdin Halid ini mengemukakan, pasca kunjungnya ke Finlandia, beberapa waktu lalu, dirinya mengaku kagum saat mengetahui banyak hotel dan mall memiliki koperasi.
Sangat jauh berbeda dengan Indonesia, lanjutnya, dimana pusat ekonomi masih dikuasai swasta. Ke depannya, pihaknya berharap gerakan koperasi Sulsel tidak kalah dari Finlandia. Dengan rakyat melalui gerakan koperasi bisa lebih dominan dalam peningkatan perekonomian.
Berdasarkan statistik, Finlandia termasuk negara paling berkoperasi di dunia, sebanyak 84 persen dari penduduknya adalah anggota koperasi. Selain itu, koperasi di negara yang beribukota di Helsinki tersebut mampu menyumbang 10 persen Groos National Product (GNP).
Menurut Aziz, bila negara-negara Eropa yang dulunya berhaluan kapitalis dan neoliberal bisa sukses menerapkan gerakan koperasi, maka tidak ada alasan bagi Indonesia, termasuk di Sulsel untuk menjalankan itu.
Sebab, sistem ekonomi kerakyatan paling selaras dengan gerakan koperasi yang bermuara pada kesejahteraan masyarakat di Indonesia termasuk di Sulsel yang gemar bergotong royong. (Ant/SU03)