MENU

“Festival Metik” Wujud Syukur Panen Raya Padi Warga Glinggang Ponorogo

PONOROGO, SERUJI.CO.ID – Panen raya padi merupakan sebuah momen yang ditunggu-tunggu petani. Dalam adat Jawa, sebelum memasuki musim panen, dilakukan prosesi memetik padi atau ‘metik’.

Sayangnya, seiring dengan perkembangan jaman, budaya tersebut makin langka dilakukan. Karena itulah, kemauan Desa Glinggang, Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo untuk melakukan prosesi metik pantas diapresiasi.

Prosesi metik yang dikemas dalam bentuk festival itu dilakukan di tengah-tengah areal persawahan Glinggang, Kamis (11/4). Selain melakukan prosesi metik, warga juga mengarak ratusan ingkung mengelilingi desa.

Warga yang memakai pakaian adat dalam ‘Festival Metik’ tersebut sangat antusias dalam meramaikan festival. Ingkung yang diarak, dimakan bersama di area sawah setelah prosesi metik selesai.

“Festival Metik” Wujud Syukur Atas Datangnya Panen Raya

Prosesi metik dilakukan oleh kepala desa dan sesepuh desa Glinggang, Ponorogo, Kamis (11/4/2019). (foto:Yanuar A/SERUJI)

Menurut Kepala Desa (Kades) Glinggang, Riyanto, ‘Festival Metik’ ini merupakan wujud syukur atas datangnya panen raya padi. Apalagi kualitas padi dalam musim panen kali ini bagus. Tentu hal tersebut menambah suka cita warga Glinggang.

“Festival ini merupakan prosesi metik, sebuah adat Jawa yang mewujudkan rasa syukur datangnya musim panen raya padi. Ini sudah ketiga kalinya Glinggang mengadakan Festival Metik. Untuk panen kali ini, juga memuaskan karena padinya bagus, keras dan tebal, jika digiling dapat menjadi beras kelas satu, yang tentu harga jualnya lebih mahal,” tutur Riyanto.

“Festival Metik” Juga Upaya Pelestarian Budaya

“Festival Metik” yang merupakan wujud syukur atas datangnya musim panen raya padi digelar di Glinggang, Sampung, Ponorogo, Kamis (11/4/2019). (foto:Yanuar A/SERUJI)

Sementara itu, Dalang Festival Purbo Sasongko mengatakan, selain wujud rasa syukur, ‘Festival Metik’ yang digelar Glinggang adalah upaya pelestarian budaya.

“Wujud syukur atas panen raya padi tentu tujuan utama festival ini. Tapi pelestarian budaya juga penting. Upaya Glinggang dalam melestarikan budaya patut diapresiasi. Dengan mengajak semua generasi baik tua maupun muda dalam festival, yang muda dapat belajar dari yang tua. Jadi kelak, kita tidak perlu khawatir budaya metik ini akan hilang karena pergantian generasi. Pemuda Glinggang telah siap, telah belajar, dan nantinya merekalah yang akan menyelenggarakan prosesi metik,” ujar penggiat budaya Ponorogo tersebut.

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER