MENU

Pameran "Raswa Mincuk" di Jogja National Museum

YOGYAKARTA, SERUJI.CO.ID – Dalam rangka merayakan Dies Natalis Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) ke-62, para mahasiswa dan alumni Fakultas Seni Rupa UST menggelar Art Exhibition bertema “Raswa Mincuk”.

Pemeran yang dibuka untuk masyarakat umum dan gratis tiket masuk itu diselenggarakan di Jogja National Museum (JNM) pada 1-3 Oktober 2017.

Tidak hanya pameran seni rupa saja dalam acara tersebut, tetapi juga ada bazar seperti kaos, emblem, dan lainnya.

Ada juga pementasan live music dan tari tradisional.

Ketua Panitia Dies Natalis UST ke-62, Jabar mengatakan, “Raswa Mincuk” berasal dari kata Raswa yang berarti rasa dan Mincuk berasal dari kata memincuk.

“Jadi peserta “Raswo Mincuk” ini kan dari beberapa angkatan. Kami ingin lebih ngeshare, apa sih yang dirasakan di UST? Entah itu seneng, susah, berbagi rasa lah di sini,” katanya saat ditemui oleh SERUJI di JNM, Yogyakarta, Senin (2/10).

Jabar menerangkan, terkait bazar, para mahasiswa seni rupa punya artwork-nya sendiri-sendiri, kemudian pihaknya membuat wadah untuk menampung karya-karya mereka. Di antaranya seperti ada stand untuk kaos, emblem, dan sebagainya.

“Mereka saat ini punya wadah. Soalnya dahulu mereka banyak yang mengeluh terkait tidak ada wadah,” kata Jabar.

Pihaknya juga mengajak kawan dari luar Jogja seperti daerah Solo, dan daerah lainnya untuk bergabung.

Jabar menginginkan, hasil karyanya bukan hanya dari UST untuk UST saja, tapi juga dapat dinikmati masyarakat luar serta ingin memperbanyak relasi dengan pihak luar.

“Kebanyakan yang ikut pameran ini dari alumni, ada juga mahasiswa baru juga ikut. Peserta yang ikut sekitar 120-an seniman dengan seratus lebih karya juga,” kata Jabar.

Jabar menambahkan, satu seniman, hanya menampilkan satu karya. Yang dipamerkan berbagai jenis seni rupa, seperti lukisan, patung, batik, dan lainnya.

Jabar berharap, agar UST tetap maju, serta fasilitas-fasilitasnya juga harus dilengkapi, tidak hanya janji semata.

Dia mengaku, karya-karyanya banyak menyindir terkait fasilitas UST yang tidak jelas.

“Kita dijanjiin gedung, tapi enggak ada gedung. Dengan momen ini, aku bisa mengekspresikan pemberontakanku kepada UST lewat karya seni,” tegas Jabar.

Seorang pengunjung pameran, Agnes (18) mengapresiasi adanya pameran seni rupa tersebut. Dirinya bisa lebih memahami makna tentang lukisan-lukisan dan macam-macam jenis lukisan.

“Saya kenal seni rupa baru-baru ini. Ini kedua kalinya menghadiri pameran lukisan, yang pertama di Kalimantan,” ujar Agnes.

Agnes memberi masukan terhadap pameran tersebut, di antaranya lukisan yang ditampilkan sebaiknya per tema. Sehingga, lanjut dia, para pengunjung dapat memahami dengan detil terkait lukisan tersebut.

“Setiap lukisan seharusnya ada pelukisnya atau minimal ada keterangan tentang lukisannya. Itu agar yang tidak paham bisa lebih paham,” kata Agnes. (ArifKF/SU02)

Ingin mengabarkan peristiwa atau menulis opini? Silahkan tulis di kanal WARGA SERUJI dengan klik link ini

TINGGALKAN KOMENTAR

Silahkan isi komentar anda
Silahkan masukan nama

ARTIKEL TERBARU

BERITA TERBARU

TERPOPULER